Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif atau pencernaan Benny Philippi mengungkapkan, hal yang harus diperhatikan pertama kali adalah perubahan pola buang air besar.
"Jika biasanya buang air besar satu kali sehari, tiba-tiba jadi jarang. Jadi susah buang air besar, itu bisa jadi gejala ada kanker usus besar," ujar Benny dalam acara peluncuran kampanye edukasi "Cek Saat BAB, Mari Deteksi Kanker Usus Besar" di Jakarta, Selasa (15/12/2015).
Dokter dari MRCCC Siloam Hospital Semanggi ini menjelaskan, perubahan pola BAB bisa terjadi karena adanya tumor di bagian kiri usus. Adanya tumor membuat feses yang padat tidak bisa dikeluarkan. Terkadang, perut juga terasa penuh meski telah BAB.
Tak hanya pola BAB, dari bentuknya pun bisa terjadi perubahan. Misalnya, ukuran feses menjadi kecil-kecil, atau yang tadinya berbentuk lonjong menjadi lebih pipih. Gejala berikutnya, yaitu BAB berdarah.
"Itu karena ada pendarahan di usus besar, jadi saat BAB berdarah," lanjut Benny.
Pendarahan hebat di usus besar juga bisa membuat penderitanya kurang darah atau anemia tanpa disadari. Kondisi ini bisa membuat tubuh lemas dan lelah. Perut juga terasa nyeri.
Jika kanker sudah lebih parah, biasanya pasien akan kurang nafsu makan. Akibatnya, berat badan menjadi turun tanpa sebab yang jelas.
Karena itu, jika mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah melakukan pemeriksaan ke dokter. Deteksi dini lebih baik untuk mendapat penanganan kanker lebih optimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.