Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Obat Pereda Nyeri saat Hamil Pengaruhi Kesehatan Janin?

Kompas.com - 28/01/2016, 15:55 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS. COM - Mengonsumsi obat analgesik atau pereda rasa sakit selama kehamilan dapat memengaruhi kesehatan janin, begitulah hasil dari sebuah penemuan ilmiah terbaru.

"Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian telah banyak difokuskan pada kemungkinan paparan bahan kimia dari lingkungan yang bisa menyebabkan gangguan pada kelenjar endokrin janin yang akhirnya menimbulkan efek samping," tulis para penulis penelitian.

"Sebaliknya, pembicaraan tentang paparan senyawa farmasi relatif mendapatkan sedikit perhatian, meskipun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat analgesik memiliki efek pada produksi hormon janin. Yang paling menarik adalah bahwa obat analgesik, atau acetaminophen anti-piretik, atau parasetamol, masih digunakan oleh sebagian besar wanita selama kehamilan tanpa pengawasan dokter."

Berdasarkan penelitian sebelumnya, paparan Tylenol pada wanita hamil meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf dan ADHD pada anak-anak, sementara empat studi independen telah menunjukkan peningkatan risiko kelainan testis pada anak laki-laki yang lahir dari ibu yang mengonsumsi acetaminophen maupun kombinasi NSAID (Aspirin dan Ibuprofren).

Untuk menguji efek tersebut, peneliti melakukan serangkaian tes pada tikus hamil yang diberikan indometasin (obat penghilang rasa sakit resep di Inggris) atau dengan parasetamol.

Tikus diberi indometasin selama empat hari, sementara tikus lainnya diberi parasetamol selama sembilan hari.

Hasilnya, obat penghilang rasa sakit tidak hanya memengaruhi kesuburan ibu nantinya, tetapi itu juga mempengaruhi kesuburan janin kelak.

Ada efek pada kesuburan pada wanita di kemudian hari untuk menghasilkan keturunan. Wanita bisa mengalami perubahan ukuran ovarium dan perubahan fungsi reproduksi, termasuk memengaruhi perkembangan sel-sel germinal pada janin atau sel yang menimbulkan telur dan sperma.

Seperti halnya semua penelitian hewan, sulit untuk mengatakan bahwa hasil ini bisa berdampak penuh pada manusia. Namun, tikus dan manusia memiliki sistem reproduksi yang sama walau ada keterbatasan.

"Keterbatasan dari studi ini adalah bahwa kami hanya memberikan satu dosis analgesik, yang mungkin tidak relevan saat diberikan pada manusia," tulis para penulis.

"Meskipun dosis indometasin yang digunakan 0,8 mg/ kg/ hari masuk dalam rentang terapeutik manusia.”

Namun, penulis studi Richard Sharpe, seorang profesor ilmu reproduksi klinis di University of Edinburgh mengatakan dalam siaran pers bahwa obat pereda rasa sakit harus digunakan dengan hati-hati selama kehamilan dan di bawah pengawasan dokter kandungan.

Berikutnya, Sharpe dan timnya berencana untuk mengeksplorasi lebih lanjut apakah setiap dosis yang diberikan akan berefek sama pada manusia, sehingga hasil penelitian ini bisa lebih berguna lagi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau