Berdasarkan laporan kantor berita Xinhua, pria tersebut terinfeksi setelah melakukan perjalanan ke Venezuela. Pada 5 Februari, pria itu kembali ke China melewati Hong Kong dan Shenzhen.
Sebelumnya, ia mengaku demam dan kepalanya pusing. Tiba di negara asal, pria tersebut langsung menjalani karantina di sebuah rumah sakit di China sejak 6 Februari 2016. Kini, ia sudah pulih dengan suhu tubuh normal dan ruam di kulitnya perlahan hilang.
Menurut pejabat kesehatan China, risiko penyebaran virus melalui nyamuk lebih tinggi karena musim dingin. Zika telah menyebar dengan cepat di Amerika Selatan dan Tengah, serta Karibia.
WHO telah mengumumkan kasus Zika sebagai darurat kesehatan global sehingga perlu perhatian bersama. Penetapan itu dikeluarkan menyusul peningkatan kasus mikrosefali, yaitu cacat perkembangan otak saat lahir yang ditandai dengan ukuran kepala lebih kecil dibanding bayi normal.
Kebanyakan orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau hanya ringan, seperri demam dan ruam kulit. Untuk itu, semua orang khsusunya ibu hamil diminta waspada penularan virus Zika.
Penularan virus Zika dikhawatirkan tak hanya berasal dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Zika juga diduga bisa menular melalui hubungan seksual karena virus Zika ditemukan pada air mani seorang warga Amerika yang terinfeksi. Zika juga terdeteksi di air liur dan didiga dapat menular lewat transfusi darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.