Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/02/2016, 13:09 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Jumat lalu, peneliti Brasil mendeteksi adanya virus Zika dalam air liur dan urine untuk pertama kalinya. Walau masih terlalu dini untuk mengatakan kalau virus dapat menyebar melalui cairan tubuh, U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperbarui pedoman kesehatan untuk ibu hamil serta rekomendasi kesehatan seksual.

Virus Zika yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti diduga kuat terhubung dengan terjadinya kasus mikrosefali pada janin di Brasil. Mikrosefali membuat bayi memiliki cacat lahir berupa kepala kecil karena otak yang tidak sepenuhnya berkembang, yang nantinya dapat mengakibatkan masalah perkembangan seumur hidup.

Dengan banyaknya berita tentang virus Zika, bisa dikatakan cukup sulit untuk mencari berita terbaru yang benar. Namun, berikut rekap dari perkembangan Zika serta informasi terbaru yang perlu Anda ketahui terkait kesehatan kehidupan seksual:


1. Virus Zika diidentifikasi dalam air liur dan urin.
Untuk pertama kalinya, para ilmuwan di Brasil mendeteksi keberadaan virus Zika dalam urin dan air liur dan menandainya sebagai cairan "aktif," yang berarti mereka mampu menularkan virus Zika.

Walau masih terlalu dini untuk mengatakan apakah virus dapat menyebar melalui air liur atau urin, tapi kasus tentang penularan virus Zika melalui hubungan seksual di Texas telah mendorong CDC untuk mengeluarkan rekomendasi seks sehat bagi wanita hamil.

Selain menghindari perjalanan ke daerah dengan wabah Zika, pejabat CDC merekomendasikan ibu hamil untuk menghindari kontak seksual atau menggunakan kondom jika seorang wanita hamil memiliki pasangan yang tinggal di atau bepergian ke daerah dengan wabah tersebut.


2. Kasus Pertama Zika pada wanita hamil dilaporkan di Honduras dan Nikaragua.
Nikaragua dan Honduras di Amerika Tengah melaporkan adanya kasus Zika untuk pertama kalinya pada wanita hamil pada Kamis lalu, tiga kasus di Nikaragua dan enam kasus di Honduras.

Dan pada laporan terbaru, kasus tersebut telah mengalami perkembangan pesat, Nikaragua memiliki total 29 kasus Zika dan Honduras melaporkan 3.200 kasus.


3. Para ilmuwan masih belum memiliki tes darah yang memadai untuk Zika.
Meskipun pemerintah Brasil berharap seluruh dunia bisa bekerja sama untuk mengembangkan tes darah yang cepat dan terpercaya dalam beberapa bulan, banyak peneliti berpikir bahwa waktu tersebut tidak realistis.

Robert Lanciotti, kepala CDC laboratorium diagnostik di Fort Collins, Colorado, mengatakan kepada Reuters, "Ini adalah masalah lama yang banyak orang tidak mampu mengatasi bahkan dengan biologi molekuler.”

Masalah lain adalah bahwa individu yang terinfeksi dengan Zika sering tidak menampilkan gejala, dan ketika mereka mengalami ruam ringan pada kulit, demam, dan nyeri yang terkait dengan Zika , kondisi tersebut hampir sama dengan jenis infeksi tropis lainnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com