Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2016, 12:15 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Anda bisa menurunkan berat badan dengan cara mengurangi konsumsi karbohidrat. Hal serupa juga bisa terjadi jika Anda mengurangi asupan lemak.

Tapi, diet lemak punya satu keunggulan yang tidak dimiliki diet karbo, yaitu bisa membuat Anda lebih bahagia. Tak percaya? Begini penjelasannya.

Strategi penurunan berat badan seperti diet Atkins dan South Beach, menganjurkan Anda untuk sangat membatasi karbohidrat supaya tubuh membakar lemak sebagai sumber energi.

Diet ini disebut juga diet ketogenik karena dengan absennya karbohidrat, liver akan memecah lemak menjadi asam lemak dan substansi bernama ketone.

Penelitian jangka pendek menemukan bahwa diet karbo memiliki efek negatif dan positif terhadap mental. Tapi, efek jangka panjangnya terhadap mental, masih belum diketahui dengan pasti.

Grant D. Brinkworth, PhD, dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Association di Adelaide, Australia, dan timnya, merekrut 106 orang obesitas yang menjalani baik diet karbo maupun diet lemak. Asupan kalori mereka dibatasi antara 1.433-1.672 kalori perhari.

Delapan minggu kemudian, semua relawan mengaku merasa lebih bahagia dari sebelum mereka menjalani diet. Kondisi mental mereka diukur dengan tes tertentu.

Namun setelah delapan minggu, ditemukan bahwa ada 24 persen pelaku diet karbo yang membutuhkan obat antidepresi, sementara hanya 12 persen pelaku diet lemak yang membutuhkan obat antidepresi.

Brinkworth dan tim mengevaluasi lagi para relawan setahun kemudian. Rata-rata mereka mengalami kenaikan berat sebanyak 27 kg.

Para pelaku diet karbo mengaku bahwa kondisi mental mereka mengalami penurunan dan ini dibuktikan dengan hasil tes psikologi.

Sedangkan, pelaku diet lemak justru mengaku suasana hati mereka membaik. Hasil penelitian ini telah dipikublikasikan di dalam jurnal Archives of Internal Medicine.

Para pelaku diet karbo dalam penelitian ini meniru Diet Atkins tapi dengan lebih ketat. Hanya empat persen kalori harian mereka yang berasal dari karbohidrat, 35 persen dari protein, 61 persen dari lemak.

Sedangkan, kelompok diet lemak mendapat asupan kalori harian sebanyak 46 persen dari karbohidrat, 24 persen dari protein dan 30 persen dari lemak.

Kristen Danci, PhD, dari Tufts University, yang mendalami hubungan antara diet dengan kondisi mental, namun tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan, "Mungkin, penyebab turunnya mood pelaku diet karbo adalah jumlah atau volume makan mereka menjadi lebih sedikit.

Lemak menghasilkan lebih banyak kalori dibanding karbohidrat. Satu gram lemak sama dengan sembilan kalori, satu gram karbohidrat sama dengan empat kalori.

Jadi, jika mereka hanya boleh makan sekitar 1.500 kalori perhari, otomatis volume makan yang diberikan juga sedikit dan dalam jangka waktu panjang, ini bisa memicu rasa tidak puas dan akhirnya depresi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau