Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gratifikasi Dokter Tak Otomatis Sebabkan Obat Mahal

Kompas.com - 12/02/2016, 10:00 WIB
Oleh: Aditya Ramadhan

JAKARTA, KOMPAS — Gratifikasi oleh industri farmasi kepada dokter tidak otomatis membuat harga obat menjadi mahal.

Terlebih di era jaminan kesehatan nasional saat ini penyediaan obat pada fasilitas kesehatan menjadi domain tim pengadaan obat masing-masing.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Ilham Oetama Marsis pada jumpa pers di Jakarta, Kamis (11/2/2016).

Marsis mengatakan, peresepan obat dokter tidak bisa begitu saja memaksakan obat tertentu kepada pasien. Obat yang diresepkan harus sesuai dengan daftar obat yang sudah dimiliki oleh tempat mereka bekerja. Dengan begitu, dokter tidak bisa begitu saja meresepkan obat produk industri yang dekat dengannya.

Menurut Marsis, diperlukan data yang kuat untuk menyatakan bahwa gratifikasi memang betul membuat harga obat menjadi mahal.

"Tuduhan itu semakin tidak berdasar karena pada implementasi jaminan kesehatan nasional masyarakat tidak lagi mengeluarkan biaya untuk obat. Sistem e-catalog dan formularium nasional juga telah meminimalkan hubungan langsung dokter dengan industri," katanya.

Ketua Bidang Organisasi dan Sistem Informasi Kelembagaan PB IDI, Mahesa Paranadipa, menambahkan, dalam peresepan obat dokter selalu mengacu pada prinsip rasionalisasi obat, yaitu tepat diagnosis, tepat dosis, aman, dan waktu pemberian.

Marsis mengatakan bahwa biaya pemasaran dan promosi obat dari industri farmasi hanya sekitar 30 persen kontribusinya dalam pembentukan harga obat.

Ada banyak faktor yang juga memengaruhi besaran harga obat, misalnya proses perizinan peredaran obat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com