Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2016, 12:45 WIB

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kolesterol identik dengan orang gemuk. Padahal orang dengan badan kurus juga bisa terkena masalah kesehatan akibat kolesterol.

Fia (25), dengan berat 52 dan tinggi 170, kaget ketika hasil tes kesehatan tahunannya keluar. Kadar kolesterolnya mencapai angka 290 dl/mg sehingga ia dinyatakan hiperkolesterolemia. Sedangkan teman sekantornya, Nana (30), dengan berat 80 kg dan tinggi 155 cm, justru kolesterolnya dinyatakan dalam batas normal.

 “Saya kan nggak gemuk. Kok bisa tinggi gini sih kolesterolnya? Tahun lalu masih aman. Bisa kena peringatan dari bagian HRD nih,” ujar Fia masih tak percaya.

 Kasus di atas bisa terjadi karena kolesterol yang dihitung adalah lemak yang ada dalam darah. Bukan yang berada di bawah kulit. Jadi orang kurus pun sangat mungkin memiliki kadar kolesterol yang tinggi.

Dr. Tjie Hendra Sp. PD, ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk menjelaskan kalau prevalensi orang kurus dan gemuk terkena masalah kolesterol sama besar. Karenanya, orang yang berbadan kurus tetap harus waspada akan kadar kolesterolnya.

“Orang kurus terkena masalah kolesterol biasanya diakibatkan oleh gaya hidupnya. Misalnya, kebiasaan merokok atau minum alkohol. Bisa juga karena faktor keturunan,” ujarnya.

Soal gaya hidup, diakui oleh Fia, hampir setahun ini dia memang sering mampir ke bar dan minum alkohol selepas jam kerja untuk melepas penat. Pola makan pun berantakan karena jadwal kerja yang padat dan tak menentu.

“Stres berpengaruh terhadap kolesterol. Saat stres, otak akan memproduksi hormon kortisol yang bisa meningkatkan kadar kolesterol,” jelas dokter spesialis syaraf Rocksy Fransisca.

Kondisi tersebut harus segera diperbaiki. Kalau diteruskan bisa berujung pada berbagai macam masalah kesehatan, terutama yang berkaitan dengan pembuluh darah.

“Bagi orang kurus sebetulnya penangananya lebih mudah karena tak harus menurunkan berat badan. Tinggal mengubah gaya hidup jadi lebih sehat. Kalau perubahan gaya hidup tidak berhasil, ada baiknya konsultasi ke ahli medis,” imbuh Tjie. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau