JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi di bidang fungsi reproduksi terus berkembang. Selain bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF), saat ini ada metode simpan beku sel telur untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Simpan beku sel telur sangat membantu wanita dengan kasus medis tertentu, seperti sakit kanker. Seperti diketahui, kemoterapi dan radioterapi untuk terapi kanker tak hanya bekerja membunuh sel-sel kanker, tetapi juga sel sehat, termasuk sel telur. Pasien kanker pun berisiko sulit memiliki keturunan setelah selesainya pengobatan.
"Kita bisa mengembangkan preservasi fungsi reproduksi. Meski dia belum menikah, bisa disimpan dulu sel telurnya," ujar dokter spesialis obstetri dan ginekologi Budi Wiweko.
Sel telur akan disimpan dalam suhu di minus 196 derajat celcius. Saat wanita ingin memulai kehamilan, sel telur tersebut akan kembali digunakan dengan fungsi yang masih sama, namun melalui metode bayi tabung.
Di luar negeri, simpan beku sel telur juga dimanfaatkan para wanita yang ingin menunda kehamilan karena berbagai alasan. Seiring bertambahnya usia, organ reproduksi juga mengalami penuaan. Cadangan sel telur semakin lama berkurang hingga akhirnya habis dan wanita mengalami menopause.
Namun, ada juga perempuan muda yang cadangan sel telurnya sedikit atau tidak sesuai dengan usia kronologis. Hal itu disebabkan oleh masalah genetik dan juga gaya hidup tidak sehat.
"Ada perempuan 20 tahun, tapi usia biologisnya 40 tahun," kata dokter yang akrab disapa Iko itu.
Teknik simpan beku sel telur ini juga bisa dilakukan pada wanita yang memiliki kelainan genetik tersebut. Iko mengatakan, teknologi simpan beku sel telur juga sudah bisa dilakukan di Indonesia. Belum semua negara di Asia yang bisa melakukan teknik ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.