Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Berikan Air Minum pada Korban Kecelakaan Kondisi Gawat Darurat

Kompas.com - 14/04/2016, 16:09 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban kecelakaan lalu lintas harus segera mendapat pertolongan untuk menyelamatkan nyawanya. Namun, hati-hati, jangan sampai pertolongan yang diberikan justru memperburuk kondisi korban.

Tim dokter dari Trauma Center Rumah Sakit Siloam TB Simatupang, dr. Sadabaskara, SpOT mengatakan, seeing kali orang salah kaprah saat menolong korban kecelakaan. Misalnya, memberikan minum pada korban kecelakaan dalam kondisi berat atau gawat darurat.

"Kalau dikasih air minum, yang terjadi aspirasi (masuknya air ke paru-paru). Masyarakat awam harus tahu," ujar Sadabaskara dalam diskusi "Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Pekerja" di RS Siloam TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (14/4/2016).

Air minum biasanya diberikan dengan maksud menenangkan korban kecelakaan. Namun, tak semua korban kecelakaan perlu diberi air minum. Dalam kasus kecelakaan, kita tentu tidak tahu kondisi pasien yang sesungguhnya. Jika mengalami cedera pada tubuh bagian dalam, misalnya daerah perut, pemberian air minum justru bisa memperburuk keadaan.

Dr. Roys Pangayoman, SpB yang juga dari Trauma Center RS Siloam TB Simatupang menambahkan, berat atau tidaknya cedera yang dialami korban kecelakaan gawat darurat tak bisa dilihat secara kasat mata.

"Pasien gawat darurat yang mengalami kecelakaan itu berbeda. Sering yang lukanya telihat cuma sedikit. Lecet, ternyata luka di dalamnya berat. Cedera banyak terjadi di perut, yang paling sering kena itu limpa," jelas Roys.

Untuk itu, korban sebaiknya segera dibawa ke bagian gawat darurat rumah sakit untuk segera mendapat pertolongan pertama yang tepat.

Memindahkan korban kecelakaan dari tempatnya terjatuh juga perlu hati-hati. Sebagai penolong tentu tidak tahu apakah ada bagian tulang yang patah. Apalagi, jika korban tidak sadarkan diri yang tidak bisa menunjukkan bagian yang sakit.

Jika salah mengangkat tubuh korban, justru bisa memperburuk kondisi patah tulangnya. Pergerakan tubuh korban harus seminimal mungkin. Jika ragu, lebih baik segera panggil ambulans untuk menolongnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com