KOMPAS.com - "Ketika metabolisme nikotin lebih tinggi, seseorang cenderung lebih sulit untuk berhenti dari kecanduan merokok. Itu terjadi ketika seseorang sedang minum alkohol, tapi setelah mereka berhenti, tingkat metabolisme nikotin perlahan mereda," kata pemimpin penulis Nuh R. Gubner dari Center for tobacco Control Research and Education at the University of California, San Fransisco.
Jika ada dua orang yang mencoba untuk berhenti merokok, orang yang memiliki metabolisme nikotin yang lebih cepat akan membersihkan kimia tersebut dari tubuh dengan lebih cepat, sehingga akan merasakan keinginan untuk merokok lebih cepat pula.
Pada tahun 2011 dan 2012, para peneliti mempelajari 22 pria perokok yang menjalani rehabilitasi kecanduan alkohol di pusat perawatan kecanduan alkohol di Polandia. Mereka menganalisa sampel urin peserta untuk mengukur kadar nikotin dan kemampuan metabolisme kimia.
Kecepatan pemrosesan nikotin dalam tubuh responden menurun selama periode terapi tujuh minggu, meskipun responden tidak mengubah berapa banyak rokok yang mereka hisap per hari.
Para peneliti menulis dalam Drug and Alcohol Dependence bahwa meminum alkohol dalam jumlah banyak dapat memicu enzim dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk metabolisme nikotin. Dan pengolahan nikotin yang lebih cepat umumnya membuat peminum aktif lebih sulit untuk berhenti merokok.
Studi ini diharapkan bisa berguna untuk membantu memulihkan pecandu alkohol yang juga ingin berhenti merokok, peneliti menambahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.