KOMPAS.com — Belakangan, penawaran menu diet paleo atau pola makan ala manusia purba semakin mudah dijumpai. Namun, benarkah pola makan diet paleo ini jauh lebih sehat?
Filosofi di balik diet paleo sangat sederhana. Diet ini didasarkan pada pemikiran bahwa tubuh kita tidak berevolusi untuk mengatasi diet modern saat ini, jadi kita harus makan dengan cara sebagaimana dilakukan oleh leluhur paleolitik yang berburu dan pengumpul lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
Ini berarti manusia harus berfokus pada sayuran segar, buah, ikan, daging tanpa lemak, dan lemak sehat, dan tidak termasuk makanan yang diproses, serta yang lebih kontroversial adalah tidak mengonsumsi produk susu dan gandum.
Penggemar paleo mengatakan, mereka yang mengadopsi pola makan ini dapat menurunkan berat badan dan mengurangi kesempatan mereka untuk mengembangkan masalah kesehatan umum, seperti penyakit jantung, kanker, sindrom iritasi usus besar, dan diabetes tipe 2.
Pendukung paleo menyarankan asupan protein yang tinggi antara 19-35 persen dari asupan energi harian seseorang. Ini berarti 15-25 persen lebih tinggi dari yang direkomendasikan oleh pedoman kesehatan Australia.
Meski secara teknis bukan diet rendah karbohidrat, diet paleo menyarankan pengurangan karbohidrat sekitar 35-45 persen dari asupan energi harian. Nilai ini jauh lebih sedikit dari yang direkomendasikan pedoman kesehatan Australia yang membatasi asupan karbohidrat harian 45-65 persen dan karbohidrat yang dimaksud harus lebih banyak bersumber dari sayuran padat ketimbang produk dari gandum.
Mereka yang menganut diet paleo juga mendapatkan serat dari buah dan sayuran, bukan biji-bijian.
Profesor Tim Crowe, peneliti gizi dan praktik diet dari Universitas Deakin mengatakan, konsep diet paleo yang dikenal sebagai pola makan ala manusia goa diperkenalkan pertama kali beberapa dekade lalu, tetapi baru populer sekitar dua tahun belakangan.
Namun demikian, terus muncul perdebatan seputar klaim bahwa diet paleo mampu membantu menurunkan berat badan serta mencegah berbagai penyakit.
Menurunkan berat badan
Menurut Profesor Crowe, diet paleo memang tidak sempurna. Namun, pola makan ini menawarkan manfaat, terlebih pada mereka yang sehari-harinya memiliki pola makan buruk, seperti banyak minum soft drink, alkohol, kue, dan makanan manis.
Alasan lain yang mendukung diet paleo menyebutkan, pola makan ini lebih berpeluang membantu Anda menurunkan berat badan. Namun, hasilnya diakui masih perlu penelitian lebih lanjut mengingat studi yang dilakukan baru dalam skala kecil.
Sementara di pihak yang kontra dengan diet paleo mengatakan, pola makan ala manusia purba sulit dilaksanakan karena makanan yang tersedia pada zaman purba jauh berbeda dengan yang kita miliki saat ini.
Sejumlah bukti menunjukkan bahwa gandum, kentang, dan sayuran lain juga telah dikonsumsi manusia sejak 30.000 tahun yang lalu dan temuan ini meragukan sains di balik diet paleo.
Sementara dari perspektif nutrisi, masalah utama dari diet paleo adalah mengesampingkan sejumlah kelompok makanan yang penting, seperti gandum, kacang-kacangan, dan susu.