JAKARTA, KOMPAS.com - Stres merupakan suatu kondisi yang bisa memicu timbulnya gangguan irama jantung atau fibrilasi atrium (FA). Mengapa hal itu bisa terjadi?
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Yoga Yuniadi mengungkapkan, stres dapat merangsang pengeluaran hormon yang memicu impuls listrik di jantung.
"Pada dasarnya seluruh sel jantung mampu mengeluarkan listrik. Kalau sumber listrik tersangsang berlebihan saat stres berat, bisa membuat banyak sumber listrik," jelas Yoga dalam diskusi media di Gedung Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta, Senin (25/7/2016).
Yoga mengatakan, sumber listrik di jantung seharusnya hanya satu sehingga organ ini berdetak dengan normal. Namun, pada kondisi fibrilasi atrium, sumber listrik jantung menjadi sangat banyak, yaitu mencapai 400-500 sumber listrik di serambi kiri jantung. Hal ini menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur, bisa terlalu cepat atau lambat.
Sumber listrik jantung seolah berkompetisi sehingga membuat darah di jantung seperti diputar-putar atau dikocok. Akibatnya, terjadi penggumpalan darah yang sering kali tak disadari. Bahayanya, gumpalan darah bisa menyumbat pembuluh darah.
Jika dibiarkan, FA bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti stroke, serangan jantung, dan gagal jantung. Pada kasus stroke, gumpalan darah di jantung bisa keluar menuju otak dan menyumbat pembuluh darah di otak. Untuk itu, stres maupun depresi harus dihindari.
Tak hanya memicu terjadinya gangguan irama jantung, stres juga bisa menurunkan sistem imun tubuh sehingga mudah terserang penyakit. Kenali juga gejala FA dan faktor risikonya untuk mencegah komplikasi peyakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.