Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2016, 09:05 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Risiko kesehatan yang dihadapi social smoker memang lebih rendah ketimbang risiko yang dimiliki perokok berat.

Para "perokok sosial” banyak yang membayangkan, bahwa penyakit merokok hanya terjadi pada perokok yang menghabiskan satu bungkus rokok sehari selama bertahun-tahun. Namun kenyataannya, merokok sesekali pun bisa berbahaya untuk kesehatan dalam jangka panjang.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Stroke, peneliti meneliti 65.521 orang di Finlandia dan menemukan, di samping perokok berat yang dapat memicu tumbuhnya sel kanker dalam tubuh, merokok sesekali pun dapat meningkatkan risiko pendarahan di otak atau Subarachnoid Hemorrhage (SAH), khususnya di kalangan wanita.

Para peneliti memeriksa studi FINRISK berbasis populasi dan menemukan bahwa 492 orang yang menderita SAH selama bertahun-tahun, 266 di antaranya adalah wanita.

Wanita yang telah merokok lebih dari 20 batang per hari, dianggap perokok berat, memiliki 3,5 kali risiko lebih tinggi mengalami SAH. Sedangkan pria memiliki 2,2 kali risiko lebih tinggi lagi.

Mereka yang merokok 1 sampai 10 batang per hari masih menunjukkan 3-kali risiko lebih tinggi mengalami SAH, ketimbang orang yang tidak merokok.

Rokok sesekali mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi kebanyakan orang tidak tahu bahwa asap rokok terdiri dari 4.800 jenis bahan kimia, termasuk asetaldehida dan amonia. Bahkan, asap rokok telah terbukti memiliki risiko kesehatan bagi perokok pasif.

Kabar baiknya, para penulis peneliti menemukan bahwa berhenti merokok dapat menurunkan risiko selama bertahun-tahun.

Mereka yang telah berhenti selama lebih dari enam bulan memiliki kemungkinan lebih rendah mengalami SAH, bahkan hampir sama rendahnya dengan non-perokok.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com