KOMPAS.com - Protein memang bisa membuat Anda merasa kenyang lebih lama dan penting untuk membentuk dan menjaga massa otot. Tapi, ini bukan berarti Anda boleh mengonsumsi protein secara serampangan.
Bagaimanapun juga, jumlah dan jenis protein, sangat penting agar protein bisa berfungsi optimal di dalam tubuh, bukan malah mengancam lingkar pinggang, kata Jamie Baum, Ph.D., asisten profesor sains makanan dan peneliti protein di University of Arkansas.
Baum mengingatkan, ada lima mitos tentang protein yang selama ini dipercaya banyak orang, tapi sebenarnya berbahaya bagi otot dan berat badan. Inilah kelima mitos itu.
Mitos 1: Semakin banyak protein, semakin banyak otot
Faktanya, tubuh Anda tidak bisa memerbaiki atau membentuk otot dengan optimal tanpa asupan penuh asam amino dari sumber protein. Tapi, mengonsumsi protein saja belum cukup untuk membangun otot yang kuat, kata Baum.
Anda perlu berolahraga untuk itu. Terutama ketika umur bertambah karena kemampuan tubuh membentuk otot akan berkurang.
Latihan aerobik dan ketahanan diperlukan agar tubuh bisa membentuk otot dengan optimal, kata Wayne Campbell, Ph.D., profesor nutriisi di Purdue University.
Mitos 2: Semua protein sama jenisnya
Hampir semua asupan yang Anda makan, kecuali air dan soda, mengandung protein walau hanya sedikit. Tapi, tidak semua makanan mengandung asam amino esensial yang diperlukan untuk pembentukan otot.
"Ada perbedaan besar antara protein hewani dan nabati. Protein hewani mengandung asam amino esensial sedangkan nabati tidak," jelas Campbell.
Mitos 3: Semakin banyak protein, semakin baik
Ada batasan berapa banyak protein yang bisa digunakan oleh tubuh, kata Douglas Paddon-Jones, Ph.D., profesor nutrisi dan metabolisme di University of Texas Medical Branch. Untuk kebanyakan orang, batasnya antara 25-30 gram per kali makan.
Alih-alih menambah jumlah protein ke dalam menu Anda sehari-hari, lebih baik berusaha mendistribusikan protein yang kita asup, saran Paddon-Jones.
Paddon- Jones juga mengatakan, ada banyak orang tidak makan protein saat sarapan tapi mengasup sebanyak-banyaknya protein saat makan malam.
Daripada makan sebanyak-banyaknya protein sekali makan, dan tubuh tak mampu mengolahnya, lebih baik kurangi jumlah protein saat makan malam dan menambah protein saat makan pagi.