Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2016, 11:07 WIB

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dengan segala keunggulannya, masih banyak keraguan pada metode kontrasepsi menggunakan pil. Mulai dari isu pil KB bikin gemuk, bikin susah hamil, sampai menyebabkan kanker.

Meski sering dibahas, mitos dan fakta masih berseliweran ketika seorang wanita hendak menggunakan pil kontrasepsi atau pil KB. Sayangnya, masih banyak yang termakan mitos hingga mengurungkan niat memakai metode kontrasepsi yang memiliki efektifitas hingga 99 persen ini.

Berikut mitos dan fakta yang sering dibahas sebagai bahan pertimbangan jika ingin menggunakan pil KB :

Mitos: Pil kontrasepsi menyebabkan kanker

Fakta: Banyak penelitian yang menyatakan bahwa pil kontrasepsi justru memberikan perlindungan terhadap kanker ovarium dan kanker rahim.


Mitos : Pil kontrasepsi menyebabkan cacat lahir

Fakta : Sekitar 100 juta wanita di seluruh dunia telah merasakan keuntungan dari penggunaan pil kontrasepsi. Kualitas hidup telah meningkat dan pil kontrasepsi telah diteliti secara besar-besaran.  Sampai saat ini, tidak ada bukti yang menghubungkan konsumsi pil kontrasepsi dengan kejadian cacat lahir.

 

Mitos : Pil kontrasepsi hanya digunakan untuk kontrasepsi

Fakta : Seiring perkembangan teknologi, pil kontrasepsi mengalami banyak perkembangan. Selain untuk kontrasepsi, pil kontrasepsi juga efektif dalam mengurangi nyeri ovulasi, kram pada saat menstruasi dan gejala PMS.

Hal ini dapat mengurangi risiko anemia yang umum ditemukan pada perempuan yang mengalami perdarahan menstruasi yang berat. Pil kontrasepsi juga melindungi perempuan dari kehamilan ektopik, osteoporosis, kista ovarium dan kanker ovarium.



Mitos : Pil kontrasepsi langsung bekerja secara efektif segera setelah dikonsumsi

Fakta : Pil kontrasepsi hanya efektif dari hari pertama jika konsumsi dimulai pada hari pertama menstruasi dan dilanjutkan dikonsumsi setiap hari seperti yang sudah ditentukan.  Apabila tidak dikonsumsi pada hari pertama menstruasi, diperlukan metode kontrasepsi tambahan seperti misalnya kondom.

Bagi beberapa wanita, pil kontrasepsi dapat bekerja lebih efektif setelah dikonsumsi satu siklus menstruasi lengkap jika diperlukan lebih banyak waktu untuk bekerja dengan hormon alami wanita untuk mencegah ovulasi.

 

Mitos : Pil kontrasepsi bisa menggugurkan kandungan

Fakta : Konsumsi pil kontrasepsi tidak otomatis menyebabkan pengguguran kehamilan. Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kehamilan.  Saran lebih lanjut dan instruksi akan diberikan oleh dokter.

 
Dalam hal hubungan seksual non-konsensual atau kegagalan untuk menggunakan kontrasepsi, pil kontrasepsi darurat (umumnya dikenal sebagai "morning after pill") dapat digunakan.  Jika digunakan dengan benar akan efektif dalam mengurangi kemungkinan kehamilan.

 

Mitos : Semua pil kontrasepsi adalah sama.

Fakta : Kini, ada banyak pil kontrasepsi yang tersedia untuk perempuan. Masing-masing memiliki manfaat berbeda. Selain mencegah kehamilan, pil kontrasepsi baru berdosis rendah memiliki manfaat tambahan termasuk pada pil kontrasepsi yang memperpendek masa bebas hormon dengan menambahkan pil aktif (dari 21 pil aktif menjadi 24 pil aktif) dalam menurunkan gejala menstruasi seperti sakit kepala, kejang dan nyeri payudara.

Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter ahli dalam memutuskan produk dan metode kontrasepsi mana yang cocok untuk kebutuhan seorang wanita sesuai dengan kondisi kesehatan mereka.

 

Mitos : Pil kontrasepsi tidak aman.

Fakta : Sejak diperkenalkan hampir 50 tahun lalu, pil kontrasepsi telah menjadi salah satu obat dunia yang paling banyak diteliti dan diresepkan. Seperti obat lainnya, ada beberapa risiko kesehatan yang berhubungan dengan pil kontrasepsi, tetapi efek samping yang serius sangat jarang ketika mereka dikonsumsi sesuai dengan aturan yang ditentukan.

Karenanya, sekali lagi, konsultasikan dengan dokter sebelum mulai menggunakan pil kontrasepsi.

 
Mitos : Pil kontrasepsi dapat menyebabkan jerawat.

Fakta : Pil kontrasepsi modern atau kontrasepsi oral kombinasi tidak menyebabkan jerawat. Sebaliknya, ada beberapa yang pil kontrasepsi baru berdosis rendah yang tersedia dan telah disetujui untuk mengobati jerawat derajat sedang.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com