JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tahun, di seluruh dunia terjadi 85 juta kehamilan yang tidak direncanakan. Dan lebih dari setengahnya terjadi pada perempuan di Asia. Aborsi pun menjadi pilihan. Padahal, aborsi memiliki risiko yang sangat berbahaya bagi kesehatan wanita. Untuk menghindari hal ini, penggunaan kontrasepsi sangatlah penting.
Pil kontrasepsi atau pil KB adalah salah satu metode yang paling populer untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan – setelah sterilisasi dan intrauterine tembaga (IUD). Sebagian besar pil yang beredar di pasar merupakan kombinasi dari dua hormon sintetis, estrogen dan progestin.
Sayangnya, penggunaan pil hormonal sebagai kontrasepsi masih terbilang rendah. Munculnya berbagai mitos terkait kontrasepsi hormonal adalah salah satu penyebabnya.
Baca juga: Usaha Sepi Usai Direview Food Vlogger, Sidik Eduard: Seneng Mereka Jujur, tapi...
“Masih banyak wanita yang enggan menggunakan pil kontrasepsi hormonal karena takut gemuk, berjerawat, sulit hamil, hingga kanker. Padahal, pil kontrasepsi hormonal saat ini sudah berinovasi. Kandungan estrogen dan progestinnya dalam dosis rendah, menyerupai hormon alami yang ada di tubuh wanita,” ungkap dr. Boy Abidin, SpOG dalam diskusi media: “Your Body, Your Life, Your Decision” di Double Tree Hotel , Jakarta (24/05).
Dr. Boy menambahkan, bahwa pil kontrasepsi hormon tidak menyebabkan gangguan pada kesuburan.
“Itu hanyalah mitos. Justru bagi pasangan yang menginginkan kontrasepsi aman dan dapat mengembalikan kesuburan dengan cepat, pil kontrasepsi hormon adalah pilihan terbaik. Begitu berhenti, kesuburan akan kembali.”
Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Timnas U17 Indonesia Vs Yaman, Tayang di TV Nasional
Jika diminum secara konsisten dengan jadwal yang tetap dan benar, tingkat kegagalannya kurang dari satu dari 100 wanita.
"Agar efektif, minum pil kontrasepsi harus rutin setiap hari di jam yang sama sampai habis, selesai satu siklus. Jadi, bukan hanya pada saat akan berhubungan intim,” jelas dr. Boy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Food
Brandzview
Health
Cek fakta
Travel
Cek fakta
Brandzview
News
News
Hype
Hype
Hype
News
Regional