KOMPAS.com - Melahirkan itu sakit. Tidak ada pengecualian untuk hal ini. Untungnya, berkat penemuan medis modern, sekarang sudah ada beberapa pilihan untuk mengontrol rasa nyeri akibat proses melahirkan.
Selama ini, mayoritas rasa nyeri selama persalinan diatasi dengan obat bius epidural yang membuat tubuh bagian pinggang ke bawah mati rasa. Tapi, adakah risiko negatif dari penggunaan epidural?
Sebagian wanita memilih menggunakan epidural saat melahirkan dan sebagian lagi tidak. "Yang tidak menginginkan obat bius merasa bahwa melahirkan adalah sebuah proses pemberdayaan. Mereka ingin merasakan sepenuhnya pahit getir proses melahihrkan," kata Jacques Moritz, M.D., dokter kebidanan dan kandungan di New York Presbyterian dan Weill Cornell Medical Center.
Wanita lain ingin menghindari epidural, karena mereka khawatir tentang keselamatan anestesi untuk diri dan bayinya.
Ada juga kontroversi yang mengatakan bahwa penggunaan epidural pada persalinan normal, akhirnya hanya akan menyebabkan ibu harus bersalin dengan cara Caesar.
Keputusan untuk menggunakan epidural atau tidak, adalah keputusan pribadi. Dan sebelum memutuskan, ada yang perlu Anda ketahui tentang risiko dan manfaat penggunaan epidural.
Tujuan dari epidural adalah untuk mengurangi nyeri selama persalinan. Epidural juga membantu jika bayi terjebak di jalan lahir dan harus ditarik keluar menggunakan tang atau instrumen lainnya. "Proses penarikan ini sangat menyakitkan," kata Moritz.
Di luar manfaatnya, pernah ada penelitian yang menunjukkan bahwa pemberian epidural pada awal persalinan dapat meningkatkan kesempatan wanita menjalani operasi Caesar darurat. Namun, penelitian lain yang lebih baru menunjukkan bahwa hal itu tidak benar.
Penelitian di atas mengatakan bahwa epidural akan membuat tenaga dorongan menjadi kurang efektif, sehingga waktu persalinan menjadi lebih lama.
Hal ini bisa menyebabkan denyut jantung janin menjadi abnormal dan kadar oksigen turun. Akibatnya, dokter harus melakukan pembedahan atau operasi Caesar.
Namun, beberapa penelitian secara acak dan meta-analisis yang dilakukan dalam dekade terakhir ini, menemukan tidak ada bukti kuat bahwa epidural meningkatkan kebutuhan untuk operasi Caesar.
Bahkan, American Congress Obstetrians and Gynecologists (ACOG), sebuah badan nirlaba kesehatan wanita di AS, mengatakan agar seharusnya wanita tidak membiarkan rasa takut memengaruhi metode penghilang rasa sakit yang mereka pilih.
Bagaimanapun, epidural dapat memperpanjang tahap persalinan, karena membuat sesi mendorong menjadi kurang efektif seperti disebutkan di atas. Sebuah penelitian terbaru menemukan, bahwa beberapa wanita mengalami perpanjangan waktu hingga dua jam.
Tapi penting juga untuk diingat, ada banyak faktor lain yang dapat memerpanjang proses persalinan. Mungkin saja, wanita-wanita di dalam penelitian itu mengalami masalah lain yang menyebabkan mereka kesulitan di awal persalinan, sehingga dokter menawarkan epidural.