Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2017, 08:10 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah remaja di Indonesia yang merokok terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Rasanya tak sulit menemukan anak berusia belasan tahun yang sudah merokok.

Masalahnya, merokok bukan hanya merusak kesehatan mereka saat ini dan masa mendatang. Tetapi merokok juga memuluskan jalan menggunakan narkoba.

"Merokok itu kan pintu masuknya narkoba. Kalau sudah narkoba tambah lebih berbahaya," ujar dr. Feni Fitriani Taufik, Sp.P (K) dari Rumah Sakit Persahabatan saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/3/2017).

Seperti halnya merokok, narkoba juga mengandung zat adiktif yang membuat seseorang jadi kecanduan. Nikotin dari tembakau memicu pelepasan dopamin yang membuat sesorang merasa bahagia. Ketika efek itu menurun, perokok dikhawatirkan akan berpindah ke narkoba yang juga bersifat adiksi.
 
Feni mengungkapkan, dalam penelitian yang pernah dilakukan pada pelajar SMA, sekitar 20 persen sudah mengalami adiksi nikotin. Bila sudah kecanduan, mereka akan lebih sulit untuk berhenti merokok atau menjadi perokok berat, dan dikhawatirkan menggunakan narkoba.

Riset Kesehatan Dasar menunjukkan, prevalensi anak usia 5-9 tahun yang mulai merokok naik dari 0,1 persen tahun 2007 menjadi 1,7 persen tahun 2010, dan 1,6 persen tahun 2013.

Prevalensi remaja usia 10-14 tahun yang merokok juga naik dari 9,6 persen menjadi 17,5 persen, dan 18 persen pada periode yang sama.

Mereka yang sudah merokok sejak muda akan menjadi generasi yang sakit-sakitan di masa mendatang. Dampak jangka panjang, Indonesia tidak akan bisa menikmati bonus demografi.

Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany menambahkan, pemerintah harus tegas melindungi generasi muda dari rokok. Iklan rokok harusnya dilarang, apalagi iklan di dekat sekolah atau tempat nongkrong anak muda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau