Permasalahan tersebut disebabkan posisi sejumlah gigi menumpuk gigi lainnya, atau terlalu renggang.
Ada juga persoalan rahang atau susunan gigi bagian atas atau bawahnya lebih maju. Proses mengunyah makanan pun jadi terganggu.
Belakangan, jamak behel dijual lewat media sosial. Produk ditawarkan dengan iming-iming murah dan hasilnya memuaskan.
Beberapa produk kawat gigi juga dipromosikan selebgram sampai influencer ternama.
Menanggapi fenomena tersebut, beauty vlogger Tasya Farasya, berkomentar di Instagram Story-nya.
"Lo tau ga kalo behel 'murah' yang lo promosiin dan lo bilang
'langganan lo' padahal nggak lo buka dari bungkusnya itu bisa bikin
gigi orang lain mengalami kerusakan fatal, bisa lepas dari gusinya?
Bisa terkena kanker mulut? Bisa terkena hal2 yang ga mereka
bayangkan lainnya?"
Tasya Farasya yang diikuti 2,7 juta pengguna di Instagram ini juga membuat Highlight Story khusus "Jaga Gigimu" untuk mengedukasi pengikutnya.
Ia turut mengunggah foto-foto penyakit akibat pasang behel, kawat gigi, dan veneer sembarangan dari sejumlah akun Instagram Korban Tukang Gigi (Kortugi).
Tren pemasangan kawat gigi atau behel di kalangan anak muda tanpa pengawasan dokter gigi berisiko bagi kesehatan.
Sependapat dengan Tasya Farasya, Drg. F. A. Titis Pamungkas, menyebut bahaya pemasangan kawat gigi sembarangan bisa membuat gigi tanggal sampai kanker mulut.
Prosedur yang tepat
Titis menjelaskan, sebelum pemasangan kawat gigi, dokter lebih dulu memeriska fisik pasien secara langsung.
Tujuannya mengobservasi posisi gigi yang tidak sesuai di rongga mulut pasien.
Prosedur selanjutnya, foto rontgen gigi untuk mengetahui struktur gigi dan tulang rahang pasien.
Baru, setelah itu dilakukan pencetakan gigi untuk menganalisis kebutuhan pasien.
"Dari analisis fisik, foto rontgen, dan model gigi, baru ditentukan langkah untuk merapikan gigi. Apakah perlu pencabutan atau tidak," jelas Titis, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/12/2019).
Setelah prosedur awal sebelum pemasangan kawat gigi, Titis menyampaikan dokter baru merekomendasikan jenis kawat gigi.
Ia menjelaskan, kawat gigi permanen atau behel terdiri atas bracket yang ditempelkan ke gigi menggunakan lem khusus. Masing-masing bracket tergubung menggunakan kawat.
Setelah dipasang dokter gigi, behel atau kawat gigi permanen tidak bisa dilepas sendiri oleh pasien.
Ada juga jenis kawat gigi lepasan. Jenis ini terdiri atas pelat akrilik yang menempel di langit-langit. Atau gusi bagian dalam rahang bawah dan kawat yang melekat pada gigi.
Kawat gigi lepasan yang dipasang dokter gigi, dapat dilepas-pasang sendiri oleh pasien. Biasanya kawat dilepas untuk dibersihkan.
"Pemakaian jenis kawat gigi tergantung kebutuhan pasien dan tingkat keparahan maloklusi atau permasalahan pada susunan gigi," jelas dia.
Bahaya pasang behel sembarangan
Titis mengingatkan, pemasangan behel atau kawat gigi di luar dokter gigi biasanya tidak steril dan tanpa observasi sesuai kebutuhan pasien. Hal itu bisa membahayakan pasien.
"Bisa radang gusi. Kalau radang gusi dibiarkan, gigi bisa goyah, tanggal, dan jika dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan yang baik, bisa jadi kanker mulut," katanya.
Dalam beberapa kondisi, Titis menyebutkan bahaya pemasangan kawat gigi sembarangan juga bisa disebabkan penggunaan lem atau semen tidak sesuai standar.
Hal itu, bisa merusak lapisan terluar gigi (email). Serta membuat gigi mudah berlubang (karies).
Pemasangan kawat gigi atau behel sembarangan juga jamak disertasi kasus penempatan bracket yang tidak mengikuti kaidah benar.
Dampaknya, sususnan gigi justru maju. Beberapa kondisi parah juga membuat gigi atas dan bawah tidak bisa berkontak. Pasien jadi tidak bisa menggigit atau mengunyah makanan.
Kawat gigi atau behel bukan sekadar aksesori mulut. Tapi juga punya dampak serius bagi kesehatan.
https://health.kompas.com/read/2019/12/20/203300868/tasya-farasya-ingatkan-bahaya-behel-abal-abal-dokter-bisa-kanker-mulut