KOMPAS.com - Banjir yang melanda sejumlah daerah di Jabodetabek bisa memberi efek negatif pada mental para korbannya.
Hal tersebut telah dibuktikan lewat riset yang diterbitkan dalam riset yang diterbitkan oleh Journal of Epidemiology and Community Health.
Riset tersebut dilakukan pada tahun 2011 hingga 2014 dengan menganalisis resep obat yang digunakan dalam penanganan gangguan mental umum saat peristiwa banjir besar di Inggris.
Dari hasil analisis, terungkap bahwa adanya peningkatan pemberian resep antidepresan usai bencana banjir.
Lantas, bagaimana pengaruh banjir pada gangguan mental?
Banjir memang dapat menimbulkan masalah kesehatan sosial dan mental yang substansial.
Hal ini terjadi karena berbagai macam bencana, termasuk banjir, bisa menimbulkan penderitaan bagi para korban.
Penderitaan tersebut tentunya menyebabkan munculnya tekanan, yang jika berlangsung lama tentu akan menganggu kesehatan mental penderitanya.
Listyo Yuwanto, psikolog kebencanaan, juga mengatakan peristiwa bencana bisa berpotensi berdampak pada kesehatan mental, baik dari bencananya langsung, saat di pengungsian, ataupun pasca bencana.
"Untuk kondisi disaster bisa berpotensi berdampak pada kesehatan mental bu
Baik dari bencananya langsung, saat di pengungsian, ataupun pasca bencananya," ucapnya, saat dihubungi Kompas.com Jumat (3/1/2019).
Faktor penyebab
Dampak bencana terhadap kesehatan mental bisa bervariasi tergantung pada berbagai faktor, diantaranya:
Dampaknya bervariasi, tergantung pada beberapa faktor:
Pencegahan
Untuk meminimalisir risiko gangguan kesehatan mental pada korban bencana, Listyo menenkankan pentingnya psychological first aid atau pertolongan psikologis pertama pada mereka yang terdampak bencana.
"Psychological first aid itu sangat penting karena bencana seperti banjir ini juga tak hanya menyebabkan kerugian materi dapi juga non materi," ucapnya.
Berikut psychological first aid yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak bencana menurut Listyo:
1. Restore safety
Membawa ke tempat yang aman dan nyaman untuk mengungsi dan melakukan evakuasi yang aman.
Apabila ada luka segera diberikan penanganan, penuhi kebutuhan dasar seperti makanan, minuman, pakaian pengganti, tempat mandi cuci kakus (MCK).
2. Facilitate function
Buat pengungsi merasa nyaman selama di pengungsian dengan cara memberikan aktivitas yg menyenangkan.
Selain itu, jangan biarkan tanpa aktivitas sehingga mengalami kebosanan. Ciptskanlah aktivitas bersama sehingga terjadi interaksi positif antar sesama pengungsi untuk memperkuat dukungan sosial, kenali tanda-tanda tekanan psikologi.
Tekanan psikologis tersebut bisa berupa anak yang terus menangis, perubahan perilaku anak yang sebelumnya ceria menjadi pendiam, anak yang sebelumnya tidak mengompol kemudian mengompol.
3. Empower action
Ajarkan perilaku sehat selama di pengungsian, misalnya membersihkan tangan sebelum makan, tidur yang cukup, tidak banyak merokok dan kegiatan lain yang mengganggu diri sendiri ataupun orang lain.
Setelah itu, identifikasi kemampuan orang-orang yang mungkin kehilangan mata pencaharian sebagai alternatif pengganti mata pencaharian pasca bencana.
https://health.kompas.com/read/2020/01/03/163300168/rawan-gangguan-mental-pentingnya-psychological-first-aid-saat-banjir