Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Fakta Penting tentang Demam Berdarah (DBD)

KOMPAS.com - Terminologi demam berdarah dengue (DBD) berasal dari definisi yang dibuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan merupakan terjemahan dari Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) sebagai salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. 

berdasarkan panduan WHO, gejala DBD yang dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa cenderung sama.

Mereka yang terjangkit DBD biasanya akan menunjukkan keadaan, sebagai berikut:

  • Demam selama 2 – 7 hari
  • Suhu tubuh cenderung tinggi, berkisar 39 – 40 derajat celsius
  • Mual
  • Muntah
  • Nyeri atau ngilu sendi
  • Sakit kepala
  • Kadang muncul ruam kemerahan di kulit

Selain itu ada beberapa hal lain yang bisa menjadi tanda atau gejala demam berdarah.

Berikut ini sejumlah fakta penting mengenai demam berdarah:

1. Batuk pilek bisa menjadi gejala DBD

Dalam Buku Berteman dengan Demam (2017) karya dr. Arifianto, Sp.A dan dr. Nurul I. Hariadi, FAAP, dijelaskan bahwa batuk atau pilek bisa saja didapatkan pada DBD, tetapi memang kasusnya jarang.

Seseorang dengan DBD lebih mungkin mengalami gejala batuk dan pilek karena juga terinfeksi virus influenza.

Dengan demikian, ketimbang batuk-pilek, demam bisa lebih dicurigai sebagai gejala adanya infeksi virus dengue.

2. Jangan hanya lihat nilai trombosit, tapi juga leukosit dan hematokrit

Melansir Kompas.com (27/1/2020), dalam kriteria diagnosis yang dikeluarkan WHO pada 1997, demam yang salah satunya disertai dengan penurunan nilai trombosit di bawah 100.000 per mikroliter (mcL) memang mencurigai adanya infeksi dengue.

Namun, nilai trombosit juga dapat turun hingga di bawah ambang normal ketika tubuh terserang infeksi virus lain maupun bakteri.

Maka dari itu, demam yang disertai dengan penurunan nilai trombosit, tetapi gejala-gejala lainnya tidak menandakan infeksi virus dengue, bisa dikatakan bukan penyakit DBD.

Roseola, rubela, campak, salesma dan influenza adalah jenis penyakit yang ditandai dengan penurunan trombosit selain DBD.

Selain nilai trombosit, seseorang dianjurkan juga mengecek kadar sel darah merah (leukosit) dan nilai hematokrit untuk memastikan serangan demam berdarah.

Pada pemeriksaan laboratorium, penurunan leukosit di bawah 5.000 per mikroliter bisa menjadi penanda khas awal kecurigaan infeksi virus dengue.

Sementara, kenaikan nilai hematokrit bisa menjadi indikasi peningkatan kepekatan darah atau keparahan DBD.

Meningkatnya nilai hematokrit diketahui bisa mengakibatkan kebocoran plasma, suatu masalah utama dan berbahaya pada DBD yang kerap kali berakibat fatal.

Seseorang harus dibawa ke rumah sakit apabila diketahui nilai trombositnya kurang dari sama dengan 100.000 per mikroliter dan atau disertai peningkatan hematokrit lebih dari sama dengan 20 persen.

3. Penderita DBD tidak harus dirawat di rumah sakit

Melansir Kompas.com (18/1/2020), penderita DBD tak harus dirawat di rumah sakit (RS).

Ketika ada anak atau orang dewasa dengan kecurigaan sakit DBD masih dapat makan atau minum dan bisa buang air kecil minimal 6 jam sekali, mereka bisa dikatakan belum mengalami dehidrasi dan dapat dipantu di rumah.

Namun, apabila tidak mau makan dan minum sehngga berisiko mengalami dehidrasi, anak atau orang dewasa dengan kecurigaan sakit DBD itu lebih baik segera diantar ke RS.

4. Prinsip pengobatan DBD hanyalah pemberian cairan yang cukup

Prinsip pengobatan infeksi virus dengue hanyalah pemberian cairan yang cukup. Oleh sebab itu, ketika dirawat di RS, pasien DBD akan diberikan cairan infus.

Pasien juga akan dipantau tanda vitalnya secara rutin dan keluar masuknya cairan tubuh sampai kondisinya membaik dengan senidirinya.

Ketika terserang DBD, seseorang akan mengalami peningkatan nilai hematokrit, di mana cairan tubuh “merembes” keluar dari pembuluh darah menuju rongga-rongga tubuh di sekitarnya.

Ketika cairan tubuh keluar ke rongga pleura (selaput pembungkus paru-paru) dan rongga peritoneum (lapisan di perut di luar usus dan organ perut lainnya, otomatis tubuh relatif akan kekurangan cairan. Maka dari itu, pemberian cairan baik lewat mulut maupun infus menjadi terapi utama mengobati DBD.

5. Alami 3 fase demam berdarah

Melansir Kompas.com (29/1/2020), ada tiga fase demam berdarah yang terjadi saat seseorang terinfeksi virus dengue.

Berikut gejala dan cara penanganannya:

6. Makanan pantangan penderita DBD

Melansir Kompas.com (2/2/2020), ada 3 jenis makanan yang tak dianjurkan untuk dikonsumsi para penderita karena efek sampingnya.

Berikut di antaranya:

  • Makanan asam dapat memicu sakit lain seperti rasa tidak nyaman di perut, mual, hingga naikan asam lambung. Beberapa jenis makanan asam, di antaranya buah jeruk, anggur, nanas, kedonding, dan mangga muda. Namun jika buah-buahan tersebut berasa manis, masih cukup aman dikonsumsi orang yang mengidap DBD.
  • Makanan pedas bisa memicu diare. Kondisi ini tentu dapat memperburuk kondisi penderita DBD yang cenderung tengah mengalami dehidrasi. Selain itu, makanan pedas mengandung cabai juga bisa menyebabkan penderita DBD kurang beristirahat karena menjadi sulit tidur. Pasalnya, makanan pedas diketahui dapat meningkatkan suhu tubuh dan waktu terjaga.
  • Penderita DBD juga dianjurkan untuk tidak makan-makanan berminyak seperti gorengan. Konsumsi makanan dengan jumlah minyak yang berlebih akan memberikan tekanan pada sistem pencernaan. Seperti diketahui, di antara zat gizi lainnya, lemak tergolong yang paling lambat untuk bisa dicerna dan memerlukan enzim untuk memecahnya. Kondisi ini akhirnya membuat sistem pencernaan bekerja lebih berat untuk memecah lemak yang berasal dari makanan berminyak.

7. Makanan untuk mempercepat penyembuhan DBD

Ada beberapa jenis buah yang dianjurkan untuk dikonsumsi para penderita DBD, di antaranya yakni:

  • Jambu biji karena memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi. Vitamin C ini diutuhkan tubuh untuk memicu pembentukan platelet atau trombosit darah baru. Seperti diketahui, salah satu tanda seseorang menderita DBD adalah nilai trombosit mereka turun.
  • Kurma karena mengandung gula alami, seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Konsumsi kurma diyakini dapat mengembalikan energi tubuh pada penderita DBD. Zat besi pada kurma secara alami juga dapat menambah jumlah trombosit dalam tubuh.
  • Buah naga karena mengandung vitamin C yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, buah naga juga dapat meningkatkan hemoglobin dengan cepat sehingga baik dikonsusi para penderita DBD. Buah ini juga diketahui mengandung antioksidan kuat, serat tinggi, fosfor hingga zat besi.

https://health.kompas.com/read/2020/02/04/150100068/7-fakta-penting-tentang-demam-berdarah-dbd-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke