KOMPAS.com - Kulit kepala yang gatal memang sangat menganggu. Sayangnya, banyak orang berpikir jika rasa gatal di kulit kepala selalu disebabkan oleh ketombe.
Padahal, banyak kondisi yang menyebabkan kulit kepala gatal, mulai dari ketombe hingga infeksi bakteri atau kondisi autoimun.
Untuk mencari penanganan yang tepat, kita harus mencari tahu penyebabnya. Melansir laman Cleveland Clinic, berikut lima hal yang membuat kulit kepala terasa gatal:
1. Ketombe dan dermatitis seboroik
Ketombe dan dermatitis seboroik adalah -penyebab paling umum gatal di kulit kepala. Menurut pakar dermatologi Melissa Piliang, hal tersebut terjadi karena respon radang tubuh Anda terhadap pertumbuhan ragi berlebihan yang menyebabkan gatal dan kulit kepala mengelupas.
"Ragi biasanya hidup di kulit kepala dan area berambut lainnya di tubuh, tetapi akan menyebabkan masalah ketika jumlah ragi terlalu banyak,” kata Dr. Piliang.
Untuk mengatasinya, kita bisa menggunakan sampo yang mengandung selenium atau seng pyrithione. Dua bahan tersebut membantu mengendalikan pertumbuhan ragi.
Untuk kasus yang lebih serius, kita mungkin memerlukan sampo dengan kandungan antijamur yang tinggi atau obat-batan khusus untuk membasmi ragi.
2. Psoriasis
Ini adalah penyakit autoimun kronis yang menyebabkan munculnya bercak-bercak kemerahan, ruam, dan sisik di kulit kepala.
Kondisi ini termasuk penyakit autoimun yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Selain karena masalah sistem kekebalan tubuh, psoriasis biasanya muncul dipicu oleh berbagai faktor baik dari dalam diri maupun lingkungan.
Untuk mengatasinya, Dr. Piliang merekomendasikan sampo yang mengandung tar batubara atau asam salisilat untuk mengendalikan psoriasis kulit kepala.
Jika itu tidak berhasil, segera minta bantuan dokter. Dokter biasanya akan meresepkan sampo yang lebih kuat dan kortison topikal.
3. Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah infeksi jamur pada kulit kepala atau batang rambut. Kondisi ini umumnya ditandai dengan pitak atau kebotakan pada bagian-bagian rambut tertentu, kulit bersisik, dan kulit kepala yang gatal.
Kondisi ini disebabkan oleh infeksi jamur yang disebut juga dermatofit. Jenis jamur ini biasanya menginfeksi lapisan epidermis (lapisan paling luar) pada rambut dan kuku.
Tinea kapitis dapat diatasi dengan obat-obatan topikal (krim atau gel), semprot (spray), atau sampo khusus untuk menangani infeksi jamur yang Anda alami.
4. Kutu
Melansir Hello Sehat, kutu rambut bisa dengan mudah berpindah dari satu orang ke orang lainnya, tanpa mengenal usia atau jenis rambut.
Menurut Dr Piliang, kutu lebih suka rambut yang bersih. Jadi, memiliki kutu tidak berarti kita memiliki kebersihan rambut yag buruk.
Untuk mengatasinya, kita bisa mengobati kutudengan sampo yang mengandung insektisida piretrin atau permetrin.
“Setiap formula sampo kutu rambut memiliki cara perawatannya sendiri. Jadi, Anda harus mengikuti instruksi pada kemasannnya jika ingin merasakan manfaatnya," ucap Dr Pilliang.
5. Reaksi alergi
Pewarna rambut, eksim, dan dermatitis atopik adalah penyebab lain yang mendatangkan gatal di kulit kepala.
Reaksi alergi umumnya akan hilang dengan sendirinya jika kita dapat mengidentifikasi dan menghindari bahan kimia penyebab alergi. Untuk itu, kita perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan penyebab pasti.
Biasanya, kulit kepala yang gatal tidak perlu dikhawatirkan. Namun, ada kalanya hal tersebut menandakan masalah serius. Oleh karena itu, kita harus segera menemui dokter ketika mengalami hal-hal berikut:
Dr. Piliang juga menyarankan agar kita menemui dokter ketika gatal di kulit kepala terjadi secara persisten. Hal tersebut bertujuan agar kita segera mendapatkan perawatan terbaik.
https://health.kompas.com/read/2020/02/07/100700868/5-penyebab-gatal-di-kulit-kepala-bukan-hanya-ketombe