Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua saat Anak Mengalami Bullying

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini, media massa sering diramaikan dengan kasus bullying atau perundungan di kalangan anak-anak sekolah yang membuat korbannya mengalami depresi.

Depresi adalah salah satu efek bullying yang dapat menyebabkan masalah jangka panjang yang serius.

Riset membuktikan, efek perundungan di masa kanak-kanak bisa menyebabkan maslah kesehatan mental hingga 40 tahun usai peristiwa tersebut terjadi.

Anak-anak yang diintimidasi secara verbal dan fisik memiliki risiko lebih besar terkena depresi dan efek tersebut bisa bertahan lama dalam hidup mereka.

Depresi dapat menyebabkan berbagai masalah dan dalam keadaan ekstrem, dapat menyebabkan bunuh diri.

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua ketika sang anak mengalami bullying?

Terkadang, sang anak tak berani menceritakan pengalaman tragis yang dialaminya kepada orangtua. Oleh karena itu, orangtua harus peka terhadap kondisi sang anak.

Anak-anak yang mengalami perundungan biasanya menunjukan perilaku yang berbeda atau nampak cemas. Mereka juga menjadi tidak nafsu makan, tidak bisa tidur nyenyak, dan tak lagi semangat melakukan ha-hal yang mereka sukai.

Anak-anak yang menjadi korban bully biasanya menjadi lebih pemarah atau nampak murung.

Jika hal itu terlihat jelas pada anak-anak kita, cobalah untuk membuka pembicaraan secara nyaman dengan sang anak. Orangtua juga bisa mencari informasi melalaui guru dan teman sekolah sang anak.

Jika orangtua telah mendapatkan informasi pasti bahwa sang anak menjadi korban bully, lakukanlah langkah-langkah berikut:

1. Dorong anak untuk menceritakan detil perundungan yang ia alami

Tunjukan bahwa Anda peduli dan berempati dengan kondisi yang dialami anak. Beberapa anak mungkin takut atau malu, apabila jujur untuk menyampaikan kondisinya.

2. Yakinkan sang anak jika itu bukan kesalahannya

Anda harus dapat menenangkan anak, bahwa ia tidak sendirian atas perisakan yang dialami. Pujilah kejujuran dan keberanian anak, karena telah menceritakan pengalamannya pada Anda.

3. Ajari buah hati untuk tidak membalas

Merespons bullying bukanlah mengajari anak untuk balik menyerang pelaku perundungan, baik secara fisik maupun verbal.

Sarankan si Kecil untuk segera meninggalkan lokasi perundungan saat kejadian, atau mengadukan gangguan tersebut ke guru yang ia percaya. Sarankan pula untuk tidak bepergian sendirian saat berada di lingkungan sekolah.

4. Bicarakan dengan wali kelas anak dan pihak sekolah

Anda mungkin juga harus tangan, dengan menemui wali kelas, guru anak yang sekiranya bisa membantu, bahkan kepala sekolah.

Minta bantuan mereka untuk senantiasa menjaga buah hati di sekolah. Pertemuan dengan pihak sekolah, mungkin dapat dilakukan rutin untuk memastikan pengawasan tersebut efektif atau tidak.

5. Berkomunikasi dengan pelaku 

Anak yang menjadi pelaku bullying juga membutuhkan bantuan orang dewasa karena faktor lain yang mungkin ia alami.

Anda bisa mendekati anak pelaku bullying,dan yakinkan bahwa tindakan yang ia lakukan dapat melukai orang lain.

https://health.kompas.com/read/2020/02/15/120500068/5-hal-yang-harus-dilakukan-orangtua-saat-anak-mengalami-bullying

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke