Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Membaca Sambil Tiduran Berbahaya untuk Mata?

KOMPAS.com - Anda mungkin pernah mendengar anggapan mengenai membaca sambil tiduran bisa membahayakan kesehatan mata.

Pendapat itu bisa jadi sering disampaikan oleh para orangtua ketika sedang menganjurkan sang anak untuk memilih posisi membaca yang lebih baik.

Usut punya usut, wejangan tersebut ternyata ada benarnya.

Melansir Buku Kontroversi 1010 Mitos Kesehatan (2012) yang dibuat dr. Florentina R. Wahjuni, hal yang menjadi masalah dalam aktivitas membava sambil tiduran adalah jarak baca yang cenderung terlalu dekat.

Sebabkan rabun jauh

Umum diketahui bahwa membaca sambil tiduran biasanya membuat jarak buku dengan mata makin lama makin dekat.

Kondisi itu akhirnya memaksa mata untuk terus fokus dalam jarak yang tidak ideal.

Tapi perlu diingat, membaca sambil duduk atau berdiri juga bisa membuat mata cepat lelah jika dilakukan dengan jarak kurang dari 30 cm atau 12 inci.

Apabila kebiasaan membaca terlalu dekat dengan objek tersebut terus dilakukan, tentu bisa menyebabkan gangguan rabun jauh.

dr. Florentina berpendapat, kalau dipikir dengan logika, orangtua memberikan perintah agar tidak membaca sambil tiduran karena ingin mengajarkan anak agar tidak menjadi anak malas.

Di mana orangtua berharap anak bekerja dengan fokus dan tidak santai-santai.

Tips aman membaca buku

Dia pun memberikan tips menjaga kesehatan mata bagi mereka yang selama ingin kerap membaca sambil tiduran.

"Apabila Anda mengantuk, istirahatkan mata atau tidurlah," tulis dr. Florentina.

Dia menuturkan, memaksakan diri untuk membaca dalam keadaan mengantuk cenderung membuat jarak baca tak konsisten dan makin lama bisa makin dekat.

Melansir Buku Indonesia Membaca (2019) karya Rina Ulwia dan Esti Nurelysa, dijelaskan bahwa secara ergonomis, jarak yang ideal antara mata dengan tulisan saat membaca buku yakni 25 - 30 cm.

Dengan jarak tersebut, mata seseorang dapat membaca tulisan di dalam buku dengan mudah. Lensa mata menjadi tidak perlu berkontraksi terlalu keras untuk dapat membaca tulisan.

Apabila seseorang membaca buku dengan jarak kurang dari atau lebih dari 30 cm, mata otomatis akan bekerja dengan lebih keras sehingga mudah lelah.

Terkait pencahayaan, idealnya saat membaca buku, siapa saja mengarahkan cahaya ke tulisan yang sedang dibaca.

Dengan begitu, tulisan bisa dengan mudah dibaca karena terlihat jelas.

Jangan terbalik, seseorang malah mengarahkan cahaya ke wajah karena tentu saja hal itu akan membuat mata silau dan kepala menjadi pusing.

Dampak kurangnya cahaya saat membaca juga bisa membuat mata lelah dan kepala pusin. Pasalnya, kondisi gelap akan memaksa mata berusaha lebih keras untuk bisa membaca tulisan dalam buku.

https://health.kompas.com/read/2020/02/17/110600068/benarkah-membaca-sambil-tiduran-berbahaya-untuk-mata

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke