Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Kusta, Dinkes Lebak Temukan 52 Kasus Aktif pada 2024

Kompas.com - 13/04/2025, 22:25 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com – Penyakit kusta masih menjadi perhatian di Kabupaten Lebak, Banten. Sepanjang 2024, Dinas Kesehatan setempat menemukan 52 kasus kusta yang tersebar di berbagai wilayah.

Demi mencegah penularan, seluruh pasien kini tengah menjalani pengobatan secara intensif.

Menurut dr Budi Mulyanto, Pelaksana Harian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, pengobatan kusta sangat penting dilakukan sejak dini.

Jika tidak diobati, kusta bisa menyebar melalui kontak langsung dan menular kepada anggota keluarga atau orang lain di lingkungan sekitar.

Baca juga: Sering Tertukar, Ini Perbedaan Kusta dan Kista

Sistem PMO

Agar pengobatan berjalan efektif, Dinkes Lebak menerapkan sistem Pengawasan Minum Obat (PMO). Dalam sistem ini, pengawasan dilakukan oleh orang terdekat seperti keluarga, tetangga, serta petugas medis.

“Dengan PMO, kami pastikan pasien disiplin minum obat setiap hari selama setahun penuh,” ujar dr Budi, Minggu (13/4/2025), seperti ditulis Antara.

Pengobatan kusta umumnya memakan waktu 12 bulan, karena butuh waktu untuk membasmi bakteri penyebab kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang kulit, tangan, hingga kaki. Jika pasien tidak disiplin, proses pengobatan bisa gagal dan dimulai dari awal lagi.

“Kami sangat berharap keluarga bisa terlibat aktif mengingatkan pasien agar tidak putus obat,” tegasnya.

Baca juga: Kusta Bukan Penyakit Kutukan dan Bisa Disembuhkan

Sebaran kasus dan upaya pelacakan

Dari total 52 kasus yang ditemukan, sebagian besar berasal dari wilayah kerja Puskesmas Rangkasbitung, Mekarsari, dan Curugbitung. Namun, kasus juga tersebar di 24 puskesmas lainnya.

Dinkes juga aktif melakukan pelacakan untuk menemukan penderita kusta yang belum terdata. Pasalnya, masih ada risiko penularan akibat pengobatan yang tidak tuntas serta rendahnya praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat.

“Kami terus sosialisasikan pentingnya PHBS dan pengobatan hingga tuntas, karena ini bukan sekadar urusan kesehatan, tapi juga menyangkut aspek sosial dan produktivitas penderita,” kata Budi.

Baca juga: Melawan Stigma Kusta

Kusta bisa disembuhkan, obat disediakan gratis

Masyarakat diminta tidak takut atau malu jika mengalami gejala kusta. Pemerintah menyediakan obat kusta secara gratis, dan semakin dini terdeteksi, peluang sembuh pun semakin besar.

Kusta sendiri merupakan penyakit menular yang ditularkan melalui kontak kulit, terutama jika bersentuhan langsung dengan penderita kusta basah. Jenis ini sangat mudah menularkan bakteri kepada orang lain.

“Kami imbau siapa pun yang mengalami gejala kusta, seperti bercak di kulit yang mati rasa atau luka yang tidak sembuh-sembuh, segera periksa ke puskesmas. Jangan tunggu parah,” tutupnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
ngeri kl banyak yg kena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prabowo: Kalau Pangan Aman, Tak Perlu Takut Saham Naik Turun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau