KOMPAS.com - Ayah dan ibu seringkali lupa bahwa perselisihan yang terjadi di antara mereka dapat mempengaruhi tumbuh kembang si kecil.
Mulai dari keberhasilan akademik hingga kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain, keharmonisan orangtua juga turut memegang peranan penting.
Bahkan, perkembangan mental sang anak juga turut ditentukan oleh faktor tersebut.
Pertengkaran adalah "bumbu" dalam sebuah kehidupan rumah tangga. Namun, pertengkaran yang terjadi terus menerus akan berefek buruk pada tumbuh kembang si kecil.
Hal tersebut telah dibuktikan oleh riset yang dilakukan di Inggris. Riset dilakukan selama beberapa dekade ini dilakukan dengan mengamati kondisi rumah tanggan pasangan yang telah memiliki anak.
Dalam riset tersebut, terungkap bahwa anak-anak yang hidup bersama orangtua yang selalu bertengkar mengalami peningkatkan detak jantung dan respons homon stres.
Bahkan, efek tersebut terlihat sejak sang anak berusia enam bulan.
Para peneiti meyimpulkan bahwa pernikahan penuh konflik akan berdampak pada anak-anak di segala usia, baik mulai dari usia balita hingga dewasa.
Peneliti juga menemukan adanya tanda-tanda gangguan perkembangan otak, gangguan tidur, kecemasan, depresi dan gangguan perilaku pada anak hidup bersama orangtua yang tidak harmonis.
Lantas, mengapa kondisi pertengkaran dalam pernikahan memberi dampak serius pada tumbuh kembang anak?
Melansir laman Very Well Family, peneliti telah menemukan beberapa penyebab pertengkaran orangtua memberi dampak besar pada kehidupan anak. Berikut penyebab tersebut:
1. Anak-anak merasa tidak aman secara emosional
Pertengkaran orangtua akan membuat anak hidup dengan rasa khawatitr. Hal ini akan membuat mereka merasa tidak aman berada bersama keluarga.
2. Mempengaruhi hubungan anak dan orangtua
Situasi konflik tinggi juga membuat orangtua stres. Padahal, orangtua yang stres biasanya tidak dapat menghabiskan banyak waktu dengan anak-anaknya.
Selain itu, kualitas hubungan antara orangtua dan anak juga terpengaruh karena rasa marah dan kesal dengan pasangan membuat mereka sulit menunjukkan kehangatan dan kasih sayang kepada sang anak.
3. Membuat lingkungan keluarga penuh tekanan
Melihat pertengkaran yang terus menerus akan membuat anak-anak mudah stres. Padahal, stres dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis sang anak.
Anak yang terganggu secara fisik dan psikis bisanya juga mengalami gangguan pada tumbuh kembangnya.
Tidak peduli berapapun usia sang anak, pertengkaran dengan pasangan akan memberi efek negatif pada tumbuh kembang mereka.
Oleh karena itu, orangtua harus bersikap bijak saat terjadi perselisihan dengan pasangan.
Ciri pertengkaran rumah tangga yang berdampak pada anak
Pertengkaran yang tidak disertai kekerasan fisik pun bisa berdampak serius pada perkembangan anak.
Berikut ciri-ciri pertengkaran dalam pernikahan yang bisa memberi dampak buruk pada anak:
Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua ketika berselisih?
Seringkali, pertengkaran ayah dan ibu memang tidak bisa dihindari. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek pertengkaran tersebut.
Cara mengatasi efek pertengkaran rumah tangga pada anak
Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan orangtua untuk mengatasi efek pertengkaran pada tumbuh kembang anak:
- Diskusikan dengan anak
Orangtua tidak perlu memberikan penjelasan spesifik mengenai pertengkaran yang terjadi kepada anak.
Namun, beri pengertian kepada buah hati bahwa pertengkaran yang terjadi adalah kesalahan dan tidak semestinya dilakukan oleh Anda sebagai orangtua.
- Yakinkan anak jika pertengkaran tersebut bukan hal besar
Yakinkan pada anak jika perdebatan yang terjadi antara ayah dan ibu bukan indikasi masalah besar dan orangtua mereka masih saling mencintai.
Setelah itu, jelaskan pada sang anak jika keluarga yang dimiliki masih saling menyayangi satu sama lain.
https://health.kompas.com/read/2020/02/23/120500068/awas-pertengkaran-orangtua-ganggu-tumbuh-kembang-anak