KOMPAS.com - Virus termasuk organisme yang tidak dapat berpindah dengan sendirinya.
Ada beberapa cara penularan yang dapat membantu manfasilitasi perpindahkan suatu agen dari reservoir ke penjamu yang rentan.
Salah satunya yakni secara tidak langsung.
Penularan melalui rute tidak langsung melibatkan suatu objek perantara, baik objek mati maupun hidup yang membawa suatu agen dari sumber ke pejamu yang rentan.
Sementara, makanan atau peralatan makan termasuk objek mati yang dapat menjadi penyaluran virus, termasuk virus corona.
Oleh sebab itu, jika ada pertanyaan mengenai lebih baik mana antara makan prasmanan atau nasi boks di tempat umum untuk mencegah penularan virus, jawabannya adalah yang paling kecil risiko penularannya.
Alasan lebih baik nasi boks
Dokter RS PKU Muhammadiyah Surakarta, dr. Dien Kalbu Ady, berpendapat makan nasi boks cenderung lebih aman dibanding makan secara prasmanan.
Hal itu dikarenakan makan nasi boks masih mungkin dilakukan secara terpisah, misalnya di rumah masing-masing tanpa membuat kerumunan dengan orang lain yang belum diketahui kesehatannya.
Selain itu, makan nasi boks dapat menghindarkan risiko penularan virus lewat permukaan alat makan yang mungkin terkontaminasi setelah digunakan secara bergantian.
Terlebih lagi, di tempat umum, virus juga bisa menempel di permukaan meja, kursi, atau objek lainnya.
"Lebih baik makan atau disediakan nasi boks daripada prasmanan," jelas dr. Dien saat diwawancara Kompas.com, Kamis (12/3/2020).
Dien tak menampik jika nasi boks juga tak sepenuhnya bisa terbebas dari potensi terkontaminasi virus.
Hal itu dikarenakan, saat proses pembuatan maupun pembagian, nasi boks bisa juga dipegang oleh seseorang yang telah terinfeksi.
Tapi, menurut dia, risiko penyebaran virus melalui nasi boks itu masih tergolong lebih kecil dibanding makan secara prasmanan.
Tidak panik, tapi tetap waspada
Sementara itu, saat ditanya soal kemampuan Covid-19 tak bisa hidup di suhu udara tertentu atau di bawah sinar matahari, dr. Dien mengungkapkan, berdasarkan informasi yang dia ketahui, hingga kini belum ada penelitian mengenai hal tersebut.
"Belum ada penelitian virus corona bisa bertahan di benda mati kuat sampai berapa lama," terang dr. Dien.
Dien pun menganjurkan bagi siapa saja yang terpanting sekarang untuk tidak panik, namun tetap waspada terhadap penyebaran virus corona ini.
Dia mengingatkan, virus corona bisa menyebar melalui percikan pernapasan penderita atau permukaan benda yang terkontaminasi.
Mereka yang terjangkit virus ini, dilaporkan akan mengalami sejumlah gejala, di antaranya:
"Infeksi virus corona dapat menyebabkan kematian, terutama pada pasien lansia dengan komplikasi penyakit lain," jelas Dien.
Demi kebaikan bersama, Dien menyarankan juga kepada siapa saja untuk rajin cuci tangan dengan air dan sabun atau cairan pencuci tangan untuk menghindari tertular Covid-19.
Selain itu, jagalah jarak setidaknya 1 meter dari orang yang mengalami gejala batuk, bersin, atau demam.
Tidak boleh ketinggalan, selalu tutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku saat batuk atau bersin agar tidak menularkan virus penyebab penyakit.
https://health.kompas.com/read/2020/03/12/160200768/makan-prasmanan-atau-nasi-boks-mana-yang-lebih-aman-cegah-penularan-virus-