KOMPAS.com – Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau kuman Mycobacterium tuberculosis.
Kuman tersebut diketahui bisa dengan mudah menular lewat udara sehingga sering dikaitkan dengan penyakit pada paru-paru.
Padahal, kuman penyabab TBC nyatanya bisa juga menyerang organ lain di dalam tubuh.
Dalam Buku Tuberkulosis Bisa Disembuhkan! (2017) karya Tim Program TB St Carolus, selain menginfeksi paru, kuman TB bisa masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Penyebaran ini menimbulkan penyakit TB di bagian tubuh yang lain, seperti:
Penyakit TBC di luar paru disebut TBC extrapulmoner.
Bagi orang yang memiliki kekebalan baik, kumah penyebab TB yang ada di tubuh bisa tidak aktif atau berada dalam keadaan tertidur (dormant).
Dengan kondisi itu, orang tersebut mengidap infeksi TBC laten sehingga tidak ditemukan gejala sakit apapun pada diri mereka.
Tapi sayangnya, penderita TBC laten ini masih bisa menularkan kuman penyebab tuberkulosis kepada orang lain.
Kelompok orang rentan terjangkit tuberkulosis
Melansir buku Indonesia Bebas Tuberkulosis (2019) karya dr. Samuel Sembiring, ada sejumlah kelompok orang yang dinilai lebih rentan terjangkit atau tertular TBC.
Berikut beberapa di antaranya:
1. Anak-anak
Anak-anak adalah kelompok orang yang rentan sekali terinfeksi tuberkulsis, terutama mereka yang masih berusia di bawah 5 tahun (balita).
Imunitas mereka belum seoptimal atau sesempurna orang dewasa muda sehingga apabila terpapar oleh penderita TBC, akan berpeluang ikut terinfeksi.
2. Lansia
Serupa dengan anak-anak. Daya tahan tubuh lansia cenderung lebih lemah dibanding orang dewasa muda.
Bedanya, daya tahan tubuh pada lansia cenderung menurun karena makin bertambahnya usia. Kondisi itu kemudian membuat mereka lebih rentan terjangkit tuberkulosis.
3. Pengidap HIV/AIDS
Biasanya orang dengan daya tahan tubuh lemah sangat rentan dengan kuman tuberkulosis, misalnya pada pasien HIV.
Para penyintas HIV bahkan memiliki peluang berkali lipat mendapatkan tubekulosis.
4. Penderita diabetes mellitus (DM)
Penderita diabetes mellitus juga lebih berisiko terinfeksi tuberkulosis aktif dibanding mereka yang non-diabetes mellitus.
Hal itu bisa terjadi karena DM bisa juga menyebabkan daya tahan tubuh seseorang melemah.
5. Miskin
Mereka yang memiliki derajat sosio-ekonomi dan pengetahuan yang rendah, dinilai lebih sering menderita tuberkulosis.
Hal itu berkaitan dengan buruknya kebersihan diri serta kekebalan tubuh pada individu dengan sosio-ekonomi dan pengetahuan rendah.
6. Tinggal di daerah padat penduduk
Daerah pemukiman yang memiliki kepadatan penduduk tinggi serta lingkungan yang tidak sehat atau kumuh diyakini sebagai faktor-faktor kuat yang mendukung tingginya kasus tuberkulosis atau TBC.
7. Berada di lingkungan penderita TBC
Mereka yang tinggal satu rumah dengan penderita TBC jelas juga memiliki risiko kuat untuk turut menderita tuberkulosis.
Sehingga, sering disimpulkan, semakin banyak orang yang tinggal dalam satu rumah, penyebaran tuberkulosisnya kian mudah di dalam lingkungan rumah tersebut.
https://health.kompas.com/read/2020/03/24/080000068/7-kelompok-orang-yang-rentan-terjangkit-tuberkulosis-tbc-