Setelah kanker paru-paru, kanker kolorektal menduduki peringkat kedua kanker yang banyak diidap pria di Indonesia.
Menurut Kementerian Kesehatan, penderita kanker kolorektal diperkirakan terus meningkat seiring perubahan gaya hidup masyarakat.
Berikut penjelasan mengenai gejala, deteksi dini, dan cara mencegah kanker usus besar.
Gejala kanker usus besar
Melansir Medical News Today, kanker yang menyerang bagian usus besar dan rektum ini awalnya muncul dari pertumbuhan sel tidak ganas (adenoma).
Sel tersebut semula berbentuk polip yang dapat diangkat. Namun, saat dibiarkan tidak tertangani, selnya berpotensi berkembang menjadi kanker.
Ketika polip sudah berubah ganas, biasanya muncul gejala kanker usus besar antara lain:
Deteksi kanker usus besar
Kanker kolorektal dapat dideteksi sejak dini dengan kolonoskopi.
Anda disarankan untuk menjalani kolonoskopi setidaknya 10 tahun sekali.
Selain itu, setahun sekali Anda disarankan untuk pemeriksaan colok dubur, cek kadar CEA (pertanda tumor) dalam darah, dan tes feses.
Tujuannya untuk mendeteksi adanya polip sejak dini agar pertumbuhan sel abnormal bisa ditanggulangi sebelum menjadi kanker.
Cara mencegah kanker usus besar
Melansir laman resmi P2PTM Kemenkes, penyebab kanker kolorektal ada yang bisa dikendalikan dan beberapa tidak bisa diubah karena melekat pada penderita.
Faktor risiko kanker usus besar yang tidak bisa diubah antara lain faktor usia di atas 50 tahun, punya riwayat polip, penyakit usus besar, dan faktor keturunan.
Namun, ada juga faktor risiko yang bisa dikendalikan, yakni menjaga gaya hidup sehat dan pola makan bergizi seimbang.
Beberapa cara mencegah kanker usus besar antara lain:
Dengan mengupayakan cara pencegahan tersebut, risiko terserang kanker kolorektal bisa diminimalkan.
https://health.kompas.com/read/2020/03/24/135900968/kanker-usus-besar-gejala-deteksi-dan-cara-mencegah