Praktis, banyak anak-anak menghabiskan waktu di depan layar gawai seperti handphone (HP), televisi, tablet, komputer dll. atau berkutat dengan buku seharian.
Padahal, paparan gawai berlebihan dan berkutat dengan buku seharian rentan mengganggu kesehatan mata anak.
Dokter spesialis mata anak Children's Hospital of Philadelphia AS, Ayesha Malik, OD menjelaskan, terlalu banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan bisa memicu mata minus atau rabun jauh pada anak.
Miopia atau mata minus adalah gangguan penglihatan pemicu mata seseorang tidak jelas saat melihat objek yang letaknya jauh.
Menurut Malik, saat berada di dalam ruangan, sebagian anak-anak cenderung menghabiskan waktu untuk memandang layar HP atau televisi.
"Paparan sinar matahari alami penting untuk kesehatan mata," jelas Malik.
Berdasarkan studi di jurnal Ophthalmology (2018), anak-anak yang menghabiskan waktu di dalam ruangan lebih berisiko mengalami mata minus.
Menurut ahli, anak-anak yang masa kanak-kanaknya cukup paparan sinar matahari dan sering beraktivitas di luar rumah, peluangnya mengalami mata minus jadi lebih rendah.
Tak hanya mata minus yang punya dampak permanen, efek terlalu banyak terpapar layar gawai pada mata anak-anak sebenarnya tidak jauh berbeda dari orang dewasa.
Anak-anak juga bisa mengalami sakit mata sementara seperti mata kering, mata tegang, sakit kepala, dan pandangan buram.
Namun, kondisi pandemi corona membuat anak-anak tidak bisa leluasa beraktivitas di luar rumah karena rentan tertular virus corona.
Ahli dari American Academy of Ophthalmology, David Epley, MD. membagikan cara mencegah mata minus saat anak belajar dari rumah:
Kebiasaan sederhana di atas apabila dikerjakan dengan konsisten dapat melindungi anak dari mata minus dan gangguan mata lainnya.
https://health.kompas.com/read/2020/04/30/160000868/7-tips-cegah-mata-minus-pada-anak-saat-belajar-dari-rumah