KOMPAS.com - Situasi pandemi seperti saat ini tak hanya berdampak negatif pada kondisi fisik.
Risiko gangguan kesehatan mental juga sangat tinggi di situasi saat ini. Pasalnya, belum diketahui pasti kapan pandemi ini akan berakhir.
Itu sebabnya, banyak orang merasa kelelahan dalam menghadapi keadaan hingga emosi terkuras.
Oleh karena itu, selain berfokus menjaga kesehatan fisik kita juga harus menjaga keseimbangan emosi kita.
Riset 2015 membuktikan, orang yang mampu menjaga keseimbangan emosi tidak mudah mengalami stres dan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik.
Lalu, bagaimana menjaga keseimbangan emosi di tengah kondisi yang serba tidak pasti?
Melansir laman Healthline, berikut cara tersebut:
1. Meditasi
Meditasi membantu kita untuk belajar mengakui semua pikiran dan kenyataan yang terjadi dalam hidup kita, bahkan kenyataan terpahit sekalipun.
Meditasi membuat kita lebih fokus untuk mengenali pikiran yang muncul, menerimanya, dan membiarkannya berlalu tanpa rasa kesal atau menghakimi diri sendiri.
Kita dapat melakukan meditasi kapan saja dan di mana saja tanpa memerlukan biaya.
2. Menulis jurnal
Menulis jurnal adalah cara yang bagus untuk memilah-milah dan menerima emosi yang hadir.
Ketika kita melakukan kesalahan, kita mungkin mengalami banyak prasaan rumit dan kekecewaan.
Perasaan-perasaan tersebut bisa mempengaruhi diri kita. Dengan menuliskan perasaan tersebut, akan membatu kita untuk merasa lega.
Pasalnya, menuliskan emosi yang kita rasakan merupakan salah satu bentuk katarsis yang bisa membersihkan pikiran kita.
Cobalah untuk melakukannya selama lima menit sehari. Tuliskan apapun yang terlintas di pikiran kita tanpa mempedulikan bahasa atau gaya tulisan yang kita gunakan.
3. Berpikir positif
Sikap positif memang tidak bisa menyelesaikan masalah tetapi membantu kita untuk menyeimbangkan emosi.
Untuk menanamkan pikiran positif dalam diri, cobalah untuk melakukan hal berikut:
Cara ini memang terasa aneh tetapi jika dilakukan secara rutin, maka kita akan merasakan manfaatnya.
4. Memaafkan
Wajar jika kita merasa kecewa dengan hal buruk yang terjadi. Namun, terlalu larut dalam kekecewaan hanya membuang waktu saja.
Sebaiknya, kita berdamai dengan keadaan dan memaafkan apa yang telah terjadi. Setelah itu, kita fokus pada apa yang bisa kita lakukan untuk masa depan.
Selain itu, memaafkan bisa memberi kita berbagai manfaat berikut:
5. Bercerita
Memendam emosi negatif hanya akan memperburuk keadaan dan membuatnya meledak di kemudian hari.
Emosi negatif yang terus dipendam hanya akan mendatangkan masalah berikut:
Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya kita menceritakan apa yang kita rasakan pada orang terpecaya.
Menceritakan apa yang kita rasakan akan membantu kita merasa lebih baik. Kita juga bisa mendapatkan dukungan sosial dan emosional dengan menceritakannya kepada orang terdekat.
6. Meminta bantuan profesional
Kondisi sulit seringkali membuat kita merasa kesulitan, terutama ketika kita tidak bisa melakukan apapun untuk memperbaiki situasi.
Ketika berada dalam situasi tersebut, tidak ada salahnya meminta bantuan profesional.
Profesional kesehatan mental dapat membantu kita mengelola tekanan emosional dan memberikan bantuan untuk mengatasi gangguan emosi yang kita alami.
Profesional juga bisa memberikan dukungan khusus yang sesuai dengan situasi kita.
https://health.kompas.com/read/2020/05/03/160000268/6-cara-mengelola-emosi-di-tengah-kondisi-yang-serba-tidak-pasti