Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Beda Penangaan Pasien Covid-19 Tanpa Gejala dengan yang Bergejala

KOMPAS.com – Penanganan atau tata laksana pasien Covid-19 tanpa gejala berbeda dengan pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan, gejala sedang, maupun gejala berat.

Penanggungjawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr. Kariadi Semarang, Mahirsyah Wellyan TWH., S.Si., Apt., Msc., menjelaskan infeksi virus corona baru yang memiliki nama resmi SARS-CoV-2 dapat menampilkan gejala yang bervariasi pada setiap penderitanya.

Beberapa gejala yang dapat muncul, di antaranya yakni:

  • Demam
  • Batuk
  • Nyeri tenggorokan
  • Hidung tersumbat
  • Malaise
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Pneumonia ringan
  • Pneumonia berat atau insfeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat
  • Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) atau keadaan gagal napas
  • Sepsis atau komplikasi berbahaya akibat infeksi
  • Syok septik

Karena gejala yang ditimbulkan tersebut tak sama, maka prosedur penanganan pasien Covid-19 juga bisa berbeda pula.

Mahirsyah saat menjadi pemateri dalam Webinar tentang Upaya Pengobatan Covid-19 di Indonesia yang diadakan Politeknik Indonusa Surakarta bekerja sama dengan PC PAFI Surakarta, Sabtu (16/5/2020), menjelaskan beberapa perbedaan tata laksana pasien positf Covid-19 tanpa gejala, dengan gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat.

Berikut yang dilakukan:

1. Tata laksana pasien positif Covid-19 tanpa gejala

  • Pasien akan diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
  • Pasien akan diberi edukasi apa saja yang harus dilakukan selama menjalani proses isolasi mandiri
  • Pasien diberi vitamin C untuk dikonsumsi 3 kali sehari selama 14 hari
  • Pasien diminta kontrol di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) setelah 14 hari untuk pemantauan klinis

2. Tata laksana pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan

Mahirsyah menjelaskan, gejala ringan Covid-19 yang dimaksud di sini, yakni hanya timbul pilek, demam, dan batuk sedikit pada pasien.

Mereka antara lain akan diberi penangaan, sebagai berikut:

  • Pasien harus melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
  • Pasien diberi edukasi apa yang harus dilakukan selama melakukan isolasi mandiri
  • Pasien diberi vitamin C untuk dikonsumsi 3 kali sehari selama 14 hari
  • Pasien diberi obat Klorokuin fosfat untuk dikonsumsi 2x 500 mg per hari selama 5 hari atau obat Hidroksiklorokuin untuk dikonsumsi 1 x 400 mg per hari selama 5 hari
  • Pasien diberi obat Azitromisin untuk dikonsumsi 1 x 500 mg per hari selama 5 hari dengan alternatif obat Levofloxacin 1 x 750 mg per hari selama 5 hari juga
  • Pasien diberi obat simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)
  • Bila diperlukan, pasien dapat juga diberikan Antivirus berupa Oseltamivir untuk dikonsumsi 2 x 75 mg atau Favipiravir (Avigan) 2 x 600 mg per hari selama 5 hari
  • Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis

3. Tata laksana pasien positif Covid-19 dengan gejala sedang

Mahirsyah menerangkan kategori pasien Covid-19 yang termasuk memiliki gejala sedang, yakni apabila mulai merasakan gejala sesak napas sehingga harus dirujuk ke rumah sakit.

Berikut yang harus dilakukan pasien Covid-19 dengan gejala sedang:

  • Pasien mesti melakukan isolasi di rumah sakit rujukan atau rumah sakit daruat selama 14 hari
  • Vitamin C diberikan 200-400 mg per 8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9 persen habis dalam 1 jam secara Intravena (IV) selama perawatan
  • Pasien diberi obat Klorokuin fosfat sebanyak 2 x 500 mg per hari untuk 5 hari atau Hidroksiklorokuin dosis 1 x 400 mg per hari untuk 5 hari
  • Pasien diberi obat Azitromisin sebanyak 1 x 500 mg per hari untuk 5-7 hari dengan alternatif obat Levofloxacin 750 mg per 24 jam per intravena atau oral untuk 5-7 hari
  • Pasien diberi antivirus berupa Oseltamivir sebanyak 2 x 75 mg atau Favipiravir (Avigan) loading dose 2 x 1.600 mg pada hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg pada hari ke 2-5
  • Pasien diberi simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)

4. Tata laksana pasien positif Covid-19 dengan gejala berat

Kategori pasien positif Covid-19 dengan gejala berat, yakni mereka yang menderita beberapa kondisi, seperti ISPA berat, pneumonia, distress pernapasan, hipoksemia, atau syok.

Berikut penanganan pasien Covid-19 dengan gejala berat:

  • Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan
  • Diberikan obat-obatan rejimen Covid-19, seperti Klorokuin fosfat 2 x 500 mg per hari pada hari ke 1-3 dan dilanjutkan 2 x 250 mg pada hari ke 4-10. Pasien juga bisa diberikan obat Hidroksiklorokuin dosis 1 x 400 mg per hari untuk 5 hari, Azitromisin 1 x 500 mg per hari untuk 3 hari
  • Pasien diberi Antivirus, sepeti Oseltamivir sebanyak 2 x 75 mg per hari atau Favipiravir (Avigan) loading dose 2 x 1.600 mg per hari pada hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg pada hari ke 2-5
  • Vitamin C diberikan secara Intravena (IV) selama perawatan
  • Diberikan obat suportif lainnya
  • Pengobatan komorbid yang ada
  • Monitor yang ketat agar tidak jatuh ke gagal napas yang memerlukan ventilator mekanik

https://health.kompas.com/read/2020/05/17/100200868/beda-penangaan-pasien-covid-19-tanpa-gejala-dengan-yang-bergejala

Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke