KOMPAS.com – Sariawan adalah lesi kecil yang terjadi pada selaput lendir mulut.
Pada umumnya, besar lesi atau tukak tersebut hanya mencapai 2-4 mm.
Meski demikian, lesi yang muncul ini bisa menimbulkan rasa perih atau sakit yang lumayan juga apabila teriritasi.
Lesi sariawan biasanya terdapat pada mukosa bibir, pipi, lidah, langit-langit lunak, dan dasar gusi.
Penyebab sariawan
Melansir Buku Obat-Obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-hari (2010) oleh Drs. H. Tan & Drs. Kirana Rahardja, penyebab sariawan masih belum diketahui dengan pasti.
Diperkirakan bahwa sariawan adalah suatu gangguan imun, dengan kuman Streptococcus sanguis memegang peranan penting.
Zat-zat anti yang dibentuk terhadapnya, apabila sistem imum terganggu, menyerang mukosa mulut penderita dan mengakibatkan timbul lesi.
Selain infeksi virus, sariawan juga bisa terjadi akibat adanya beberapa faktor pemicu berikut ini:
1. Luka pada mukosa mulut
Luka pada mukosa mulut karena berbagai hal, seperti tergigit atau makan sesuatu yang keras dan jatam, menyikat gigi secara kurang tepat ataupun akibat injeksi oleh dokter gigi bisa saja memicu terjadinya sariawan.
Di mana, luka-luka kecil tersebut dapat diserbu oleh bakteri mulut dan menimbulkan suatu reaksi-imun tertentu (autoimun).
2. Perubahan kadar hormon
Pada sebagian penderita wanita terdapat hubungan jelas dengan siklus haid.
Sariawan dapat muncul secara berkala kurang lebih 7 hari sebelum haid.
3. Kekurangan vitamin B2 dan B12
Kekurangan vitamin B2 dan B12 ada hubungannya dengan sariawan hanya pada sebagian kecil dari penderita.
4. Alergi dan stres
Banyak teori yang menyebut bahwa sariawan berhubungan dengan masalah kekebalasan tubuh.
Selain itu, alergi dan kondisi stres juga bisa memicu timbulnya sariawan.
Melansir Buku Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut (2010) oleh Ardyan Gilang Rahmadhan, sariawan bisa muncul dalam ukuran yang kecil, besar, ataupun dalam jumlah yang banyak.
Sariawan ini juga bisa muncul berulang kali atau istilahnya disebut rekuren.
Sebelum terbentuk lesi ulser, biasanya penderita akan merasakan rasa perih seperti tertusuk ataupun terbakar pada daerah yang meradang.
Baru setelah 2 atau 3 hari kemudian mulailah terbentuk tukak atau lesi ulser pada daerah yang meradang tersebut.
Rasa sakit akibat sariawan yang berkurukan kecil biasanya akan hilang antara 7 sampai 10 hari, dan lesi tersebut akan sembuh secara sempurna dalam waktu 1-2 minggu.
Apabila ukuran sariawan cukup besar, biasanya butuh waktu mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan untuk sembuh.
Untuk menjadi kewaspadaan, apabila Anda memiliki sariawan yang tidak kunjung sembuh dalam waktu 1 minggu, sebaiknya segera menghubungi dokter gigi untuk memeriksakan kondisi dari lesi di dalam mulut.
Hal itu dikarenakan, ada beberapa penyakit lain yang lebih berbahaya yang bentuk kelainannya mirip dengan sariawan, termasuk penyakit berbahaya seperti kanker mulut.
Apabila memang benar tukak tersebut merupakan tanda penyakit lain, tentu dibutuhkan perawatan sedini mungkin sebelum kondisinya bertambah parah.
Sariawan juga dapat menandakan adanya infeksi oleh vius Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Para pasien penyakit ganas ini menderita defisiensi pada sistem imun tubuh mereka karena musnahnya sebagian dari sel-sel tangkis darah putih penting.
Dengan hilangnya limfosit-T4 ini, penderita menjadi sangat peka terhadap berbagai jenis infeksi virus, kuman dan jamur.
Juga pasien kanker dengan daya tahan tubuh yang sudah melemah, sering kali menderita candidosis.
Melansir Mayo Clinic, dalam kasus yang parah, sariawan biasanya terkait dengan kanker atau sistem kekebalan yang lemah dari HIV/AIDS. Lesi dapat pula menyebar ke bawah, ke bagian kerongkongan.
Jika hal ini terjadi, Anda mungkin akan mengalami kesulitan menelan dan rasa sakit atau merasa seolah-olah makanan tersangkut di tenggorokan.
https://health.kompas.com/read/2020/05/27/160000068/kenali-sariawan-yang-bisa-jadi-gejala-kanker-mulut