KOMPAS.com - Jangan sampai keliru dalam mengidentifikasi penyakit rematik dan asam urat.
Hal ini penting untuk menentukan langkah awal yang paling tepat dalam penanganan masing-masing penyakit tersebut.
Penyakit rematik dan asam urat memang kurang lebih memiliki gejala yang sama, yakni nyeri sendi. Namun, kedua penyakit tersebut tetap saja adalah penyakit yang berbeda.
Berikut ini perbedaan antara penyakit rematik dan asam urat yang perlu Anda ketahui:
1. Penyebab
Melansir laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), rematik atau rheumatoid arthritis adalah sejenis penyakit autoimun yang membuat sendi-sendi kaku dan meradang.
Peradangan tersebut disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terganggu dan malah menyerang jaringan sendi tubuh sehat hingga membuatnya rusak. Begitu penyebab rematik.
Sedangkan, peyebab asam urat adalah karena terlalu banyak kadar asam urat (uric acid) di dalam tubuh.
Zat asam urat yang tertumpuk di dalam tubuh tersebut salah satunya disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung purin.
Pada kondisi normal, purin akan diolah menjadi asam urat dan akan dikeluarkan tubuh melalui urine.
Namun, jika jumlahnya terlalu banyak, purin akan menumpuk dan berubah menjadi kristal pada sendi-sendi, kemudian terjadilah peradangan.
2. Lokasi nyeri
Nyeri akibat asam urat, biasanya menyerang satu sendi dalam satu waktu dan sering kali terjadi pada kaki, biasanya pada bagian jari-jari kaki, terutama persendian jempol kaki.
Sedangkan, rematik bisa menyebabkan nyeri pada bagian tubuh mana pun, tetapi yang paling sering terjadi pada persendian di tangan, pergelangan tangan, dan kaki.
Tak hanya itu, rematik bisa menyerang beberapa sendi sekaligus dalam satu waktu.
3. Gejala lain
Gejala asam urat selalu disertai dengan bengkak, kemerahan, serta rasa nyeri yang sering muncul.
Gejala rematik juga selalu menimbulkan rasa sakit, tetapi tidak selalu muncul bengkak atau kemerahan pada persendian.
Rasa nyeri sendi akibat rematik bisa berubah-ubah intensitasnya. Kadang sakit ringan hingga berat.
Sedangkan rasa nyeri karena asam urat cenderung sering dan berat.
4. Faktor risiko
Rematik bisa menimpa siapa saja tanpa memandang usia. Namun, penyakit ini paling sering dialami oleh kelompok lanjut usia (lansia).
Rematik juga lebih banyak diidap oleh wanita dibanding pria.
Sementara itu, kebanyakan pengidap asam urat dilaporkan adalah berjenis kelamin laki-laki dan lebih sering terjadi pada kelompok usia dewasa muda dengan kelebihan berat badan.
Selain kegemukan, berikut ini ragam faktor risiko asam urat:
5. Pengobatan
Rematik dan asam urat dapat menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan ketika beraktivitas.
Meskipun begitu, dari keduanya memang diketahui bahwa rematik tidak dapat disembuhkan, meski bisa diringankan atau dikendalikan gejalanya.
Ketika Anda didiagnosis dengan rematik, dokter mungkin akan memberikan berbagai pilihan pengobatan untuk meringankan gejala yang dirasakan.
Sedangkan jika mengalami asam urat, Anda bisa mengendalikan gejalanya dengan mengatur pola makan yang sesuai.
Cara mengobati asam urat terutama, yakni harus meminimalisir atau menghindari makanan yang mengandung purin tinggi dan alkohol.
Selain itu, Anda mungkin perlu mengonsumsi obat-obatan yang direspkan dokter untuk meringankan nyeri sendi akibat asam urat maupun untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Itulah ragam perberdaan penyakit rematik dan asam urat. Namun, cara terbaik dan yang paling akurat untuk mengetahui apakah Anda mengalami asam urat atau rematik tetaplah dengan memeriksakan diri ke dokter.
Dokter juga akan membantu Anda dengan pengobatan dan perawatan yang diperlukan.
https://health.kompas.com/read/2020/07/02/090000668/jangan-keliru-ini-beda-penyakit-rematik-dan-asam-urat