KOMPAS.com – Ejakulasi dini adalah kondisi di mana pria tidak mampu mengendalikan ejakulasinya.
Ejakulasi ini biasanya terjadi dalam waktu singkat yang tidak sesuai dengan keinginan.
Ejakulasi dini tidak datang dengan sendirinya pada pria, tapi ada penyebabnya.
Beberapa penyebab ejakulasi dini, di antaranya yakni:
Sayangnya, pria dengan disfungsi ereksi pada umumnya mengalami ejakulasi dini.
Sebaliknya, pria dengan ejakulasi dini pada akhirnya dapat mengalami disfungsi ereksi.
Kebiasaan onani dilaporkan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya ejakulasi dini.
Dengan seringnya onani, maka tingkat sensivitas penis menjadi bekurang.
Dampak ejakulasi dini
Mau berat atau ringan, ejakulasi dini memang dapat mengakibatkan hubungan seksual berlangsung tidak harmonis.
Pada ejakulasi dini, ketidakharmonisan yang disebabkan oleh ketidakpuasan bahkan terjadi pada kedua belah pihak.
Sang pria yang mengalami ejakulasi dini cenderung akan merasa tidak puas karena hubungan sekskual berlangsung sangat singkat di luar kehendaknya.
Meski dapat mencapai orgasme, pria yang mengalami ejakulasi dini juga bisa merasa sangat kecewa karena tidak sanggup memberikan kepuasan seksual kepada pasangannya.
Apalagi jika pasangannya mengungkapkan kekecewaan dalam bentuk reaksi yang menyalahkan si pria yang menderita ejakulasi dini.
Selain itu, di masyarakat telah beredar anggapan bahwa ejakulasi yang terjadi terlampau cepat dapat menghambat kehamilan.
Anggapan ini jelas bisa semakin menyudutkan pria yang mengalami ejakulasi dini.
Padahal, anggapan ejakulasi dini bisa bikin pasangan sulit hamil adalah anggapan yang kurang tepat.
Dalam Buku Herbal Penyembuh Impotensi & Ejakulasi Dini (2010) karya Joko Suryo, Dokter ahli andrologi dan sekologi, Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And, mengungkap bahwa ejakulasi dini tidak ada hubungannya dengan kesuburan.
Jadi, kehamilan dapat saja terjadi asal sperma masuk ke vagina.
Tetapi, pada ejakulasi dini berat, yaitu ejakulasi terjadi di luar vagina, maka kehamilan tidak terjadi.
Jika ternyata pria yang mengalami ejakulasi dini juga mengalami gangguan sperma, itu berarti ada dua gangguan yang terpisah, bukan merupakan sebab-akibat.
Gangguan sperma dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti:
Konsultan Andrologi dan Seks, Dr. dr. Hudi Winarso, M.Kes., Sp.And., dalam bukunya Seksualitas Manusia: Masalah dan Solusi (2019), juga menyatakan bahwa ejakulasi dini tak memengaruhi kesuburan.
Meski suami mengalami ejakulasi dini, jika kualitas sperma baik dan hubungan suami-istri dilakukan pada saat istri subur, maka kehamilan mungkin terjadi.
Pada kondisi lain, yakni jika istri tidak dalam masa subur, sebaik apa pun kualitas sperma maka kehamilan tidak akan terjadi karena tidak ada ovulasi.
Pria yang mengalami ejakulasi dini paling mungkin akan berdampak faktor rekreasi hubungan seks, yakni tidak tercapainya kepuasaan istri dalam melakukan hubungan seks dan demikian pula dengan suami.
Dari aspek pria, ejakulasi bisa datang lebih cepat jika lama tidak berhubungan atau jarang berhubungan, terlalu bernafsu, gerakan penetrasi yangterlalu cepat, gangguan prostat sehingga fungsi prostat sebagai pengatur ejakulasi terganggu, atau abnormalitas kadar hormon testosteron.
Kecemasan juga akan menyebabkan gangguan keseimbangan zat antar saraf (dopamine kerotonine imbalance) sehingga dapat menyebabkan ejakulasi datang lebih cepat.
Sebagai saran, berhubungan dengan tenang atau rileks dan jangan terlalu menggebu.
Dalam beberapa keadaan, pria yang mengalami ejakulasi dini perlu bantuan medis yaitu penggunaan obat atau terapi.
https://health.kompas.com/read/2020/07/23/210100568/benarkah-ejakulasi-dini-bikin-pasangan-sulit-hamil-