Melansir Women's Health, gejala gatal di vagina umumnya lebih terasa di malam hari.
Hal itu disebabkan kita cenderung tidak banyak aktivitas, sehingga fokus perhatian hanya di gatal vagina saja.
Sebagian besar gatal vagina tidak perlu dikhawatirkan. Namun, Anda perlu berkonsultasi ke dokter atau ginekolog apabila gejalanya cukup parah.
Dokter umumnya akan menyimpulkan penyebab gatal pada vagina lewat pemeriksaan dan tes.
Berikut beragam alasan kenapa vagina terasa gatal menurut sejumlah ahli ginekologi:
1. Infeksi bakteri
Infeksi bakteri pada vagina atau bacterial vaginosis disebabkan pertumbuhan bakteri berlebihan dan ketidakseimbangan kadar keasaman di vagina.
Gatal sebenarnya bukan gejala utama infeksi bakteri bakteri pada vagina. Ciri khas penyakit ini adalah keluarnya cairan dari vagina yang berbau tak sedap.
2. Eksim atau psoriasis
Alasan kenapa vagina sering terasa gatal bisa disebabkan masalah kulit eksim atau psoriasis. Masalah kulit ini jamak dipicu alergi atau penyakit autoimun.
Gatal pada eksim bisa muncul di celah-celah lengan, di area lipatan, pangkal paha, atau labia vagina. Sedangkan pada psoriasis, gatal bisa muncul di sekitar vagina.
Kulit yang kering, terkelupas, dan ruam akibat dermatitis kontak ini juga bisa terjadi di kulit sekitar vagina.
Penyebabnya bisa dari alergi sabun mandi, detergen, pakaian dalam baru, pembalut, kondom, pelumas, kertas toilet, atau beragam produk yang bersentuhan dengan vagina.
4. Infeksi jamur
Infeksi jamur terutama jenis jamur Candida juga bisa jadi penyebab gatal pada vagina.
Selain gatal, gejala infeksi jamur di vagina yang lain adalah muncul kotoran mirip keju dari vagina dan muncul kemerahan di sekitar labia dan vulva vagina.
5. Penyakit menular seksual
Penyebab gatal di vagina juga bisa dipicu penyakit menular seksual. Gatal vagina sebenarnya bukan tanda utama penyakit menular seksual.
Gejala utamanya yakni ada rasa panas mirip terbakar saat kencing, kencing terasa menyakitkan, vagina berbau tak sedap, ada luka di vagina, dan hubungan seksual terasa menyakitkan.
Ada beberapa jenis penyakit menular seksual di antaranya kutil kelamin, herpes, gonorea, dan trikomoniasis.
Kutu kecil ini bisa dapat menimbulkan serangan gatal vagina yang parah.
Gatal tersebut bisa muncul saat kutu menggigit area sekitar vagina atau sekadar bertelur. Keduanya sama-sama memicu iritasi.
7. Lichen sclerosus
Penyebab mengapa vagina gatal juga bisa karena Lichen sclerosus. Penyakit ini bisa menimbulkan ruam putih yang tidak merata dan memicu rasa gatal yang parah.
Gejala lichen sclerosus mirip kanker vulva. Dokter umumnya akan mengobservasi kondisi penderita selama beberapa minggu sebelum menentukan diagnosis.
8. Perubahan hormon
Perubahan hormon selama siklus menstruasi bisa jadi penyebab vagina gatal tapi tidak keputihan.
Kondisi ini bisa membuat jaringan vagina jadi lebih kring dari biasanya dan menimbulkan gatal.
Selain sekitar siklus menstruasi, perubahan hormon juga dialami wanita pada masa menjelang menopause.
Turunnya kadar estrogen di dalam tubuh dapat membuat kulit kering dan vagina gatal.
Selain gatal, gejala lain yang muncul di antaranya nyeri panggul, ingin sering kencing, sakit atau panas saat kencing, serta urine keruh dan bau.
10. Kanker vulva
Penyebab gatal di vagina di sejumlah kasus yang jarang terjadi adalah kanker vulva.
Penyakit ini biasanya diidap wanita berusia lanjut. Kanker vulva disebabkan pertumbuhan sel kanker tidak normal di vulva.
Banyak wanita yang tidak menyadarinya sampai dokter menemukan ada gatal-gatal di vagina mereka.
Gatal vagina pada kanker vulva biasanya hanya terpusat di tempat kanker tumbuh.
Setelah kanker tumbuh mengganas, rasa gatalnya bisa berubah menjadi rasa sakit.
https://health.kompas.com/read/2020/07/31/210200568/10-alasan-kenapa-vagina-terasa-gatal