KOMPAS.com - Sarapan sering dianggap sebagai waktu makan paling penting. Anggapan ini terus dilestarikan dari generasi ke generasi oleh semua kalangan, mulai dari ibu hingga para guru.
Namun, tidak banyak orang punya kesempatan untuk melakukan sarapan setiap pagi. Tak jarang, orang tidak punya waktu untuk makan pagi karena harus segera menyelesaikan pekerjaan atau tugas sekolah.
Kebiasaan melewatkan sarapan ini dianggap buruk dan berpengaruh pada kesehatan tubuh. Benarkah demikian?
Para ahli tidak memungkiri bahwa sarapan penting bagi kesehatan, meski tidak lebih penting dibanding waktu makan lainnya.
Tidak meningkatkan metabolisme
Selain itu, pendapat bahwa sarapan dapat meningkatkan metabolisme Anda adalah mitos belaka.
Melansir dari Healthline, orang-orang ini merujuk pada efek termis makanan, yaitu peningkatan kalori yang terbakar yang terjadi setelah makan.
Namun, yang penting untuk metabolisme adalah jumlah total makanan yang dikonsumsi sepanjang hari. Tidak ada bedanya kapan atau seberapa sering Anda makan.
Studi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kalori yang terbakar selama 24 jam antara orang yang makan atau melewatkan sarapan
Tidak menyebabkan kenaikan berat badan
Berhubungan dengan alasan metabolisme, tidak sarapan kerap dikaitkan dengan kenaikan berat badan.
Pendapat ini berhubungan dengan fakta bahwa ketika orang melewatkan sarapan maka ia akan lebih lapar dan makan lebih banyak saat makan siang.
Faktanya, penelitan menunjukkan bahwa melewatkan sarapan dapat mengurangi asupan kalori keseluruhan hingga 400 kalori per hari.
Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition tahun 2014 menemukan bahwa tidak ada perbedaan kenaikan berat badan antara orang yang melewatkan sarapan maupun tidak.
Orang yang terbiasa sarapan punya kebiasaan lebih sehat
Banyak penelitian menunjukkan, orang yang terbiasa sarapan cenderung lebih sehat. Meski begitu, studi-studi tersebut bersifat observasional, bukan sebab akibat.
Dengan kata lain, penelitian tidak membuktikan bahwa sarapan yang menyebabkan kebiasaan sehat tersebut.
Meski begitu, ketika melewatkan sarapan Anda mungkin merasa lebih rewel.
Dikutip dari Live Strong, tujuan makan di pagi hari adalah mengonsumsi makanan bergizi sehingga membantu Anda merasa kenyang dan puas sehingga tidak kelaparan sebelum makan siang.
Hal ini juga membuat Anda tidak mengidap makanan yang tidak sehat sepanjang hari.
Tidak makan menyebabkan gula darah menjadi turun yang menyebabkan keinginan yang mengarah pada konsumsi gula berlebihan.
Risiko penyakit kardiovaskular
Kabar buruknya, sebuah penelitian yang terbit dalam The International Journal of Environmental Research and Public Health tahun 2019 mengaitkan kebiasaan melewatkan sarapan dengan masalah kesehatan jantung.
Melansir dari Business Insider, kebiasaan tidak sarapan juga berhubungan dengan perilaku lain yang menyebabkan penyakit jantung, seperti merokok, makan terlalu banyak kalori, konsumsi terlalu banyak gula, dan kurang olahraga.
Ketika para peneliti mengamati faktor-faktor ini, dalam sebuah studi tahun 2019 di Journal of the American College of Cardiology, melewatkan sarapan dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Meski begitu, apa yang Anda makan juga penting untuk mencegah penyakit kardiovaskular. Artinya, hal yang terpenting dari sarapan adalah menu sehat harian Anda.
Anda dapat fokus mengonsumsi biji-bijian, buah-buahan, dan protein sehat pada menu sarapan. Selain itu, hindari minuman dengan banyak tambahan gula, seperti jus, kopi, atau teh.
https://health.kompas.com/read/2020/09/18/073500368/benarkah-melewatkan-sarapan-buruk-bagi-kesehatan