Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Efek Samping Penggunaan Lensa Kontak yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com – Dibanding menggunaan kaca mata, memakai lensa kontak terbilang lebih nyaman untuk mendukung fungsi penglihatan.

Tak hanya itu, penggunaan lensa kontak cenderung tak mengganggu penampilan, membuat lebih percaya diri, termasuk tidak menimbulkan sakit di telinga maupun hidung.

Namun di balik itu, terdapat sejumlah risiko dan efek samping penggunaan lensa kontak yang patut diwaspadai.

Lensa kontak tetap saja adalah “benda asing” yang ditempelkan pada korner, yakni bagian depan mata yang teramat penting untuk penglihatan.

Lambat atau cepat, mata bisa jadi akan terganggu akibat pemakaian lensa kontak, baik yang soft lens maupun yang hard lens, apalagi jika jangka waktu penggunaannya panjang (hampir seharian) dan dalam waktu hingga bertahun-tahun.

Keadaan ini lambat laun bisa menimbulkan reaksi serta efek buruk terhadap jaringan mata yang terkena pengaruh lensa kontak tersebut, seperti kelopak mata, selaput konjungtiva, dan kornea.

Berikut ini adalah beragam risiko dan efek samping penggunaan lensa kontak yang bisa terjadi:

1. Mata kering

Lapisan air mata, baik secara kuantitas maupun kualitas, sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan integritas serta kesehatan mata.

Fungsi air mata antara lain untuk membersihkan debu atau kotoran yang masuk ke mata, sebagai pelumas agar mata tidak kering dan terasa nyaman.

Selain itu, air mata diperlukan untuk memberikan suplai oksigen, nutrisi, serta antibodi yang merupakan daya pertahanan terhadap infeksi.

Melansir Health Line, fungsi lapisan air mata ini bisa sangat terganggu dengan adanya lensa kontak.

Semakin lunak suatu lensa kontak, kian tinggi kadar airnya.

Untuk mempertahankan kadar air, lensa kontak itu pun akan semakin banyak menyerap air mata, sehingga mata akan menjadi kering (dry eye), terasa perih, sepat, gatal, mengganjal seperti ada pasir, merah.

Jika kondisi tersebut dibiarkan berlaru-larut, bukan tidak mungkin penggunaan lensa kontak bisa menimbulkan kerusakan sel-sel kornea bahkan infeksi.

2. Hypoxia (kekurangan oksigen)

Tak hanya dapat memengaruhi lapisan air mata, lensa kontak juga bisa mengganggu kornea.

Karena lensa kontak berada langsung di mata dan menutupi seluruh kornea, jumlah oksigen yang mencapai mata bisa berkurang.

Padahal pasokan oksigen yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan mata.

Tak hanya itu, jika lensa kontak dipakai terlalu lama, apalagi sampai dibawa tidur, bukan tidak mungkin hal tersebut akan menimbulkan kerusakan sel permukaan kornea, timbul pembuluh darah baru, kornea lebih tipis, serta sensitivitas menurun.

3. Sebabkan trauma

Trauma yang mungkin terjadi saat proses pemasangan atau pelepasan lensa kontak, meskipun kecil, tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan infeksi oleh kuman yang selalu ada pada permukaan mata.

4. Infeksi kornea

Infeksi kornea pada pengguna lensa kontak biasanya berat dan serius, karena kondisi daya pertahanan mata sudah sangat menurun akibat pemakaian lensa kontak tersebut.

Infeksi paling sering disebabkan oleh kuman Pseudomonas, jamur, atau Acanthamoeba yang memerlukan pengobatan intensif dan lama.

5. Reaksi alergi

Reaksi alergi dapat diakibatkan oleh bahan kimia yang terkandung dalam cairan lensa kontak.

Jika terpapar zat asing tersebut, mata bisa menjadi merah bengkak, gatal, berair, dan terasa perih.

6. Reflek kornea berkurang

Melansir Insight Vision Center menggunakan lensa kontak dapat menyebabkan refleks kornea mata berkurang.

Refleks kornea adalah mekanisme pelindung mata di mana otak memberi sinyal kelopak mata untuk turun untuk melindungi mata setiap kali tekanan sekecil apa pun diterapkan ke kornea.

Refleks kornea memastikan bahwa seseorang menutup mata jika sesuatu dapat menyebabkan trauma langsung, seperti benda terbang yang menghampiri mata atau ancaman lainnya.

Ketika Anda menggunakan lensa kontak secara konstan, Anda mengajari tubuh untuk mengabaikan refleks kornea alami.

Hal ini dapat menumpulkan respons mata terhadap refleks kornea, yang dapat menyebabkan kerusakan mata jika Anda tidak dapat menutup mata dengan cukup cepat jika terjadi bahaya.

Jadi, jaga penggunaan lensa seminimal mungkin.

Gunakan kacamata saat Anda di rumah untuk memastikan refleks kornea tidak berkurang terlalu banyak akibat penggunaan lensa kontak yang konstan.

7. Gangguan terhadap otot kelopak mata

Penggunaan lensa kontak juga berisiko memengaruhi kondisi kelopak mata.

Salah satunya, yakni gangguan terhadap otot kelopak mata, di mana penggunaan lensa kontak dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kelopak atas terkesan lebih rendah dan mata tampak mengecil (pseudoptosis).

8. Konjungtivitis kronis

Gesekan yang terus menerus antara selaput bagian dalam kelopak mata bagian atas dengan lensa kontak (baik lunak maupun keras) dapat menimbulkan konjungtivitis kronis yang disebut giant papillary conjunctivitis (GPC).

Seperti diketahui, lensa kontak dapat menyediakan lingkungan lembab yang bertindak sebagai tempat berkembang biak potensial bagi mikroorganisme seperti virus dan bakteri.

Selain itu, karena lebih sedikit oksigen yang mencapai kornea saat seseorang memakai lensa kontak, tubuh tidak melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus secara efektif sebagaimana mestinya.

GCP tersebut adalah jenis konjungtivitis yang paling umum yang didapat pengguna lensa kontak karena iritasi berulang dari lensa kontak.

9. Penyakit ptosis

Ptosis adalah suatu kondisi di mana kelopak mata mulai mengeluarkan “air liur” dan individu yang terkena tidak dapat membuka mata sepenuhnya.

Jika Anda menggunakan lensa kontak, lensa kontak dapat berpindah ke jaringan kelopak mata yang menyebabkan jaringan parut dan kontraksi, yang selanjutnya mengarah pada penarikan kelopak mata. 

Hal ini terutama berlaku untuk pengguna lensa kontak yang keras karena kelopak mata diregangkan berulang kali selama melepas lensa.

Beralih ke lensa kontak lunak adalah ide yang bagus.

https://health.kompas.com/read/2020/09/22/073100568/9-efek-samping-penggunaan-lensa-kontak-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke