KOMPAS.com – Selain menyebabkan masalah jantung dan ginjal, tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan gangguan penglihatan.
Hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada angka lebih dari 120/80 mmHg.
Angka 120 menunjukkan tingkat tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh atau biasa disebut tekanan sistolik.
Sedangkan, angka 80 berarti tingkat tekanan saat jantung beristirahat sejenak sebelum kembali memompa lagi atau kerap disebut tekanan diastolik.
Berikut ini adalah beberapa gangguan penglihatan atau penyakit mata yang bisa dipicu oleh hipertensi tersebut:
1. Katarak
Melansir Mayo Clinic, hipertensi termasuk salah satu faktor risiko penyakit katarak.
Katarak adalah keadaan lensa mata yang keruh, sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi berkabut atau kabur.
Pada hubungannya dengan timbulnya katarak, hipertensi dapat menyebabkan perubahan transport membran sel dan permeabilitas ion yang pada akhirnya menyebabkan terbentuknya (formasi) katarak.
Tekanan darah diastolik yang tinggi terutama pada usia lebih dari 60 tahun dilaporkan bisa meningkatkan risiko timbulnya katarak 1,49 kali dibanding dengan tekanan darah normal.
Faktor risiko lain timbulnya katarak yang perlu diwaspadai juga, yakni:
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko katarak meliputi:
2. Retinopati hipertensi
Melansir WebMD, hipertensi dapat pula menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di retina, area di belakang mata tempat gambar terfokus.
Penyakit mata ini dikenal sebagai retinopati hipertensi.
Kerusakannya bisa serius jika hipertensi dibiarkan atau tidak ditangani dengan tepat.
Retinopati hipertensi dapat diakibatkan dari efek akut hipertensi sistemik, yaitu adanya penyempitan (vasospasme) pembuluh darah, dan efek kronis hipertensi yang menyebabkan terbentuknya arteriosklerosis.
Kondisi itu bisa mengakibatkan adanya oklusi vascular dan makroaneurisma yang akan mengancam penglihatan.
Seseorang biasanya tidak akan mengalami gejala retinopati hipertensi ringan sampai sedang.
Gejala biasanya akan ditemukan selama pemeriksaan mata rutin.
Dokter mata bisa mendiagnosis retinopati hipertensi salah satunya dengan menggunakan ophthalmoscope, yaitu alat yang memproyeksikan cahaya untuk memeriksa bagian belakang bola mata.
Dokter akan mencari tanda-tanda retinopati yang meliputi:
Namun, jika kondisinya sudah parah, gejala retinopati hipertensi mungkin dapat dikenali berupa sakit kepala dan gangguan penglihatan.
Retinopati parah dapat terjadi bersamaan dengan tekanan darah tinggi selama kehamilan, jadi perawatan prenatal penting dilakukan.
Cara terbaik untuk mengobati retinopati hipertensi tidak lain adalah dengan mengontrol tekanan darah secara memadai.
3. Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit akibat kerusakan saraf mata yang mengakibatkan gangguan lapang pandang.
Melansir BrightFocus Foundation, penelitian mengenai tekanan darah tinggi bisa menyebabkan glaukoma memang tidak meyakinkan.
Tapi, dokter tahu bahwa peningkatan tekanan darah dapa menyebabkan peningkatan tekanan mata, kemungkinan karena tekanan darah tinggi meningkatkan jumlah cairan yang diproduksi mata dan atau memengaruhi sistem drainase mata.
Namun, meskipun ada hubungan positif antara tekanan darah dan tekanan mata ini, efeknya tidak terlalu besar.
Diperkirakan tekanan darah perlu ditingkatkan 10 mmHg untuk menaikkan tekanan mata 0,26 mmHg.
Meski demikian, tekanan darah tinggi tetap saja patut diwaspadai.
Selain meningkatkan tekanan mata dan kemungkinan risiko glaukoma, tekanan darah tinggi tetap saja bisa menyebabkan kerusakan pada retina dan mengakibatkan retinopati hipertensi.
Tak hanya itu, tekanan darah tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, sehingga sangat penting untuk ditangani.
https://health.kompas.com/read/2020/09/23/163000168/waspada-darah-tinggi-bisa-sebabkan-3-penyakit-mata-ini