KOMPAS.com – Ketombe adalah permasalahan rambut yang kerap dikeluhkan banyak orang.
Tak hanya dapat menimbulkan ketidaknyamanan, ketombe sialnya bisa juga memengaruhi penampilan atau rasa percaya diri.
Ketombe sering diidentikkan sebagai kotoran rambut yang mana penderitanya dianggap tidak mampu merawat kebersihan kulit kepala dengan baik.
Padahal, penyebab pasti ketombe kerap tidak diketahui.
Melansir Medical News Today, ada beragam faktor yang bisa menjadi penyebab ketombe.
Apa saja?
1. Akumulasi sebum atau minyak yang dihasilkan oleh kelenjar sebasea
Kurangnya intensisat mencuci rambut ketika kulit kepala (scalp) mengeluarkan sebum bisa mencetuskan akumulasi minyak, sehingga menimbulkan ketombe.
Kondisi ini juga terjadi pada bentuk eksim yang dinamakan dermatitis seboroik (DS).
Orang dengan dermatitis seboroik juga mengalami peningkatan pengelupaan kulit scalp melebihi normal disertai peradangan, sehingga lebih cenderung berketombe.
Dermatitis seboroik memengaruhi banyak area kulit, termasuk bagian belakang telinga, tulang dada, alis, dan sisi hidung.
Kulit akan menjadi merah, berminyak, dan tertutup sisik bersisik putih atau kuning.
Dermatitis seboroik terkait erat dengan Malassezia, jamur yang biasanya hidup di kulit kepala dan memakan minyak yang dikeluarkan oleh folikel rambut.
Biasanya tidak menimbulkan masalah, tetapi pada beberapa orang menjadi terlalu aktif, menyebabkan kulit kepala menjadi teriritasi dan menghasilkan sel kulit ekstra.
Saat sel kulit ekstra ini mati dan rontok, mereka bercampur dengan minyak dari rambut dan kulit kepala, membentuk ketombe.
2. Kurangnya menyisir rambut
Menyisir atau menyikat rambut secara teratur dapat mengurangi risiko ketombe, karena membantu pengelupasan kulit secara normal.
3. Jamur
Orang yang sensitif terhadap jamur memiliki kemungkinan ketombe yang sedikit lebih tinggi, jadi jamur mungkin berperan sebagai penyebab ketombe.
Ketombe seringkali lebih buruk selama bulan-bulan musim dingin dan lebih baik ketika cuaca lebih hangat.
Hal ini mungkin terjadi karena sinar ultraviolet-A (UVA) dari matahari mampu melawan jamur.
4. Kulit kepala yang kering
Orang dengan kulit kering lebih cenderung memiliki ketombe.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pajanan suhu yang dingin, kelembaban yang rendah, dan individu dengan atopi, yakni punya riwayat asma, eksim atau dermatitis atopi, dan bersin pagi atau rhinitis alergi.
Ketombe yang berasal dari kulit kering cenderung memiliki serpihan yang lebih kecil dan tidak berminyak.
5. Produk keramas dan perawatan kulit
Produk perawatan rambut tertentu dapat memicu kulit kepala menjadi merah, gatal, dan bersisik.
Sementara sering keramas dapat menyebabkan ketombe, karena dapat mengiritasi kulit kepala.
Beberapa orang mengatakan tidak cukup keramas dapat menyebabkan penumpukan minyak dan sel kulit mati, yang menyebabkan ketombe.
Tetapi bukti mengungkap bahwa hal itu tidak benar.
6. Kondisi kulit tertentu
Orang dengan psoriasis, eksim, dan beberapa kelainan kulit lainnya cenderung lebih sering mengalami ketombe daripada yang lain.
Tinea capitis, infeksi jamur yang juga dikenal sebagai kurap kulit kepala, dapat menyebabkan ketombe.
7. Kondisi medis
Orang dewasa dengan penyakit Parkinson dan beberapa penyakit neurologis lainnya lebih rentan terhadap ketombe dan dermatitis seboroik.
Sebuah penelitian menemukan bahwa antara 30 dan 83 persen orang dengan HIV mengalami dermatitis seboroik, dibandingkan dengan 3 hingga 5 persen pada populasi umum.
Pasien yang sedang dalam masa pemulihan dari serangan jantung atau stroke dan mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah mungkin lebih rentan terhadap ketombe.
8. Pengaruh diet
Tidak cukup mengonsumsi makanan yang mengandung seng, vitamin B, dan beberapa jenis lemak dapat meningkatkan risiko seseorang berketombe.
9. Usia
Ketombe lebih mungkin terjadi sejak remaja hingga paruh baya, meski bisa dialami seumur hidup.
Ini lebih memengaruhi pria ketimbang wanita, mungkin karena alasan yang berkaitan dengan hormon.
Cara menghilangkan ketombe
Ketombe ringan biasanya dapat dengan muda dikendalikan.
Membersihkan kulit kepala dengan sampo pada umumnya sudah cukup unuk mengurangi minyak dan membersihkan sel kulit mati pemicu ketombe.
Merangkum Health Line, apabila sampo biasanya tidak dapat membantu mengatasi ketombe, maka sampo antiketombe dapat dicoba.
Kandungan bahan aktifnya memiliki efek membuang tumpukan kulit mati, mengontrol produksi minyak, dan mematikan populasi jamur Malassezia.
Untuk mendapatkan sampo antiketombe mana yang cocok, pada umumnya diperlukan proses trial and error.
Jadi, jika Anda tidak beruntung sebelumnya, maka coba lagi.
Berikut ini adalah beberapa jenis sampo antiketombe berdasarkan kandungan obat yang dapat dicoba:
1. Sampo zinc pyrithione
Sampo jenis ini bersifat antibakteri dan antijamur.
Ketombe tidak disebabkan oleh jamur, tetapi tetap membantu memperlambat produksi sel kulit berlebih.
2. Sampo berbahan dasar tar
Tar dapat membantu meredakan kondisi dari ketombe seperti pada dermatitis seboroik hingga psoriasis dengan memperlambat seberapa cepat sel kulit kepala mati dan mengelupas.
Sampo jenis ini dapat mengubah warna rambut, jadi berhati-hatilah jika Anda berambut pirang atau abu-abu.
3. Sampo yang mengandung asam salisilat
Sampo jenis ini dapat mengurangi jumlah kerak kulit kepala yang Anda miliki.
Namun, sampo yang mengandung asam salisilat bisa membuat kulit kepala Anda kering.
Jika ternyata kulit kepala Anda sangat kering, pastikan Anda menindaklanjutinya dengan kondisioner pelembab.
4. Sampo yang memiliki kekuatan selenium sulfide
Sampi jenis ini dapat memperlambat matinya sel kulit kepala dan juga mengurangi malassezia.
Sampo jenis ini juga dapat mengubah warna rambut yang lebih terang jadi perlu juga diperhatikan.
5. Sampo ketokonazol
Sampo ketokonazol artinya mengandung antijamur spektrum luas.
6. Tea tree oil
Banyak sampo sekarang mengandung tea tree oil.
Bahan alami ini telah lama digunakan sebagai antijamur, antibiotik, dan antiseptik.
Namun, beberapa orang alergi terhadapnya.
Jika Anda tidak tahu harus memilih sampo jenis yang mana, jangan ragu untuk meminta saran dari dokter.
Untuk mengendalikan ketombe, Anda mungkin perlu menggunakan sampo khusus saat keramas (frekuensi optimal berbeda-beda berdasarkan jenis rambut).
Setelah semuanya terkendali, Anda mungkin hanya perlu menggunakan sampo sesekali untuk mempertahankan efek yang baik.
Sementara, untuk ketombe yang disebabkan oleh kondisi medis atau penyakit lain maupun akibat kontak dengan bahan kimia, penatalaksanaan terpenting adalah eliminasi dan penghindaran faktor penyebabnya.
Dokter spesialis kulit dan kelamin dapat menentukan faktor-faktor yang mencetuskan keluhan ketombe pada seorang individu.
Tatalaksana yang terpadu, mulai dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, hingga pengobatan yang tepat mampu mengurangi durasi dan keparahan masalah ketombe.
Hal ini pun secara signifikan dapat mengurangi risiko kerontokan secara bermakna.
https://health.kompas.com/read/2020/10/03/103100068/9-penyebab-ketombe-dan-cara-mengatasinya