Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Penyebab Kekurangan Zat Besi pada Anak dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Zat besi adalah nutrisi yang memiliki peran penting di dalam tubuh.

Zat besi diperlukan tubuh salah satunya untuk membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen.

Jika makanan anak kekurangan zat besi, ia mungkin akan mengalami kondisi yang disebut kekurangan zat besi.

Kekurangan zat besi pada anak-anak termasuk masalah kesehatan yang umum terjadi.

Ini dapat terjadi pada banyak tingkatan, dari defisiensi ringan hingga anemia defisiensi zat besi, yakni suatu kondisi di mana darah tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat.

Jika tidak tangani, anemia defisiensi zat besi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tak hanya itu, anemia defisiensi zat besi juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh pada anak, sehingga lebih rentan terserang penyakit.

Penyebab kekurangan zat besi pada anak

Melansir Cleveland Clinic, kekurangan zat besi pada anak biasanya terjadi karena tiga alasan utama berikut:

1. Pola makan yang buruk

Anak-anak berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan zat besi karena kebutuhan mereka akan mineral ini tidak tercukupi dari makanan.

Sederhananya, pola makan yang miskin sumber zat besi dapat jadi penyebab kekurangan zat besi pada anak.

Perlu diperhatikan, jangan terlalu banyak memberi anak susu.

Pola makan yang menonjolkan jumlah susu yang berlebihan, yang merupakan sumber zat besi yang buruk, dapat membuat anak berisiko kekurangan zat besi.

2. Kehilangan darah

Penyebab kehilangan darah dapat terjadi dari tukak lambung (kasusnya jarang terjadi), radang usus kronis, hingga infestasi parasit seperti cacing tambang.

3. Ketidakmampuan untuk menyerap zat besi yang cukup dari makanan

Kondisi ini dapat terjadi dengan kondisi seperti penyakit celiac atau penyakit Crohn.

Untuk mengetahui penyebab kekurangan zat besi pada anak secara pasti, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Jika anak sudah terlanjur menderita anemia akibat kekurangan zat besi, jangan ragu untuk segera bawa mereka ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai kausa (sebab yang menimbulkan suatu kejadian).

Setiap kausa memiliki terapi yang berbeda-beda.

Siapa yang berisiko kekurangan zat besi?

Melansir Mayo Clinic, terdapat sejumlah kelompok bayi dan anak-anak yang memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kekurangan zat besi.

Berikut beberapa di antaranya:

  • Bayi yang lahir prematur atau memiliki berat lahir rendah
  • Bayi yang minum susu sapi atau susu kambing sebelum usia 1 tahun
  • Bayi yang diberi ASI yang tidak diberi makanan pendamping yang mengandung zat besi setelah usia 6 bulan
  • Bayi yang minum susu formula yang tidak diperkaya dengan zat besi
  • Anak-anak usia 1-5 tahun yang minum lebih dari 24 ons (710 mililiter) susu sapi, susu kambing atau susu kedelai sehari
  • Anak yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti infeksi kronis atau pola makan yang dibatasi
  • Anak-anak yang tidak cukup makan makanan kaya zat besi
  • Anak-anak yang kelebihan berat badan atau obesitas

Remaja perempuan juga berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan zat besi karena tubuh mereka kehilangan zat besi saat menstruasi.

Tanda dan gejala kekurangan zat besi pada anak

Terlalu sedikit zat besi dapat mengganggu kemampuan anak untuk “berfungsi” dengan baik.

Namun, sebagian besar tanda dan gejala kekurangan zat besi pada anak-anak tidak muncul sampai anemia defisiensi zat besi terjadi.
Jika anak memiliki faktor risiko kekurangan zat besi, bicarakan dengan dokter.

Tanda dan gejala anemia defisiensi zat besi mungkin termasuk:

Cara mengatasi kekurangan zat besi pada anak

Melansir Medical News Today, untuk mencegah dan mengatasi anemia, orangtua perlu memastikan bahwa anak telah diberikan asupan gizi yang adekuat dalam hal jumlah dan jenisnya.

Berikan anak asupan bahan makanan yang kaya akan sumber zat besi, terutama yang berasal dari produk hewani.

Pasalnya, jenis zat besi yang terkandung di dalam produk hewani dapat langsung diserap oleh tubuh.

Selain itu, pastikan anak mengasup vitamin C yang cukup agar proses absorpsi zat besi berjalan baik.

Anak-anak sementara juga perlu dihindarkan dari konsumsi teh, serat, dan kalsium saat makan karena dapat menghambat penyerapan zat besi.

Jika pengaturan makanan dirasa belum bisa mencukupi kebutuhan zat besi anak, bicarakan dengan dokter tentang perlunya pemeriksaan dan suplemen zat besi.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik (PMK) Indonesia No. 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia, nilai kebutuhan zat besi harian pada setiap orang dapat berbeda, tergantung usia dan faktor risiko.

Berikut ini angka kecukupan gizi (AKG) zat yang dianjurkan untuk kelompok bayi dan anak per orang per hari:

  • Usia 0-5 bulan: 0,3 mg (dari ASI)
  • Usia 6-11 bulan: 11 mg
  • Usia 1-3 tahun: 7 mg
  • Usia 4-6 tahun: 10 mg
  • Usia 7-9 tahun: 10 mg

Laki-laki

  • 10-12 tahun: 8 mg
  • 13-15 tahun: 11 mg
  • 16-18 tahun: 11 mg

Perempuan

https://health.kompas.com/read/2020/10/13/180000068/3-penyebab-kekurangan-zat-besi-pada-anak-dan-cara-mengatasinya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke