KOMPAS.com - Stres adalah reaksi fisik maupun emosional ketika ada tuntutan yang dibebankan sehingga membuat kita perlu menyesuaikan diri.
Tuntutan ini biasanya bersumber dari luar diri kita seperti keluarga, teman, pekerjaan, atau sekolah.
Stres dapat dirasakan oleh siapa saja, tidak memandang usia. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun dapat mengalami masa-masa berat hingga merasa stres.
Anak-anak memang identik dengan dunia bermain dan bersantai. Tapi, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa anak bisa merasa kewalahan menghadapi hari-harinya.
Berbeda dengan orang dewasa yang mudah mengungkapkan perasaan frustrasinya, anak-anak cenderung lebih sulit mengungkapkan rasa kewalahannya terhadap sesuatu.
Sering kali, kondisi stres pada anak tidak dikenali oleh orangtua. Ini karena beberapa masalah yang menyebabkan anak stres mungkin dianggap bukan hal besar bagi orang dewasa.
Padahal, ketika stres yang dirasakan anak-anak ini tidak dikelola dengan baik dapat menjadi masalah yang lebih serius seperti gangguan kecemasan hingga depresi.
Gejala
Untuk itu, sebagai orangtua, mengenali tanda dan gejala stres pada anak perlu dilakukan.
Sebagai pegangan, ada beberapa gejala umum stres pada anak.
1. Perubahan perilaku dan emosional
Mengutip Verywell Family, stres biasanya mengubah perilaku dan tempramen anak. Beberapa tanda perilaku stres misalnya:
2. Perubahan fisik
Beberapa anak mengalami perubahan fisik, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
Penyebab
Dikutip dari Kids Health, anak-anak sendiri mungkin tidak menyadari bahwa dirinya mengalami stres atau kecemasan. Terlebih lagi, mereka mungkin bingung untuk mengutarakan masalah stres yang dihadapi.
Hal ini membuat beberapa orangtua tidak yakin apakah si buah hati mengalami stres.
Beberapa penyebab stres pada anak antara lain:
1. Tekanan akademis
Banyak anak mengalami kecemasan tentang keinginan untuk berprestasi baik di sekolah.
Tekanan akademis adalah salah satu penyebab yang paling umum membuat anak merasa stres. Anak-anak mungkin takut membuat kesalahan atau merasa tidak pandai dalam sesuatu.
2. Perubahan besar dalam keluarga
Perubahan besar dalam hidup juga bisa mempengaruhi kondisi psikis anak-anak.
Perubahan seperti perceraian, kematian dalam keluarga, pindah rumah, kehilangan anggota keluarga, atau penambahan saudara baru dapat mengguncang rasa aman anak Anda dan menyebabkan kebingungan dan kecemasan.
Perceraian atau kematian anggota keluarga juga dapat menimbulkan kekhawatiran dan kesedihan serta dapat memicu ketakutan akan kematian.
3. Perundungan
Perundungan adalah masalah serius bagi banyak anak. Bullying atau perundungan ini bisa terjadi sangat halus, atau jelas, dan dapat menyebabkan cedera fisik.
Anak-anak yang mengalami perundungan sering kali merasa malu menjadi sasarannya. Tak jarang pula, mereka mungkin menyembunyikan kondisi perundungan dari orang tua atau guru karena takut menarik perhatian pada kelemahan yang mereka rasakan.
4. Melihat bencana dalam berita
Anak-anak saat ini dapat dengan mudah mengakses informasi tentang berbagai peristiwa. Sering kali berita di sekitar mereka juga jadi penyebab stres.
Berita utama dan gambar yang menunjukkan bencana alam, terorisme, dan kekerasan dapat membuat anak-anak sedih.
Ketika melihat dan mendengar berita buruk tentang peristiwa, anak-anak mungkin khawatir bahwa sesuatu yang buruk mungkin terjadi pada mereka atau seseorang yang mereka cintai.
5. Ketidakstabilan keluarga
Masalah finansial dan pekerjaan, kekacauan keluarga, dan agitasi orang tua dapat menyebabkan rasa tidak berdaya yang luar biasa bagi anak-anak yang mungkin merasa ingin membantu, tetapi tidak memiliki sarana untuk melakukannya.
6. Popularitas
Untuk anak usia sekolah dasar, kecemasan akan perpisahan dengan teman-teman bisa menjadi masalah yang umum.
Seiring bertambahnya usia, kebanyakan anak ingin menyesuaikan diri dengan anak lain dan disukai oleh banyak orang.
Sayangnya, tekanan untuk menyesuaikan diri dan menjadi populer bisa sangat menyiksa.
7. Jadwal yang terlalu padat
Tak dapat dipungkiri, terkadang orangtua ingin anaknya serba bisa. Tak jarang ambisi orangtua tersebut membuat mereka memberikan berbagai macam les tambahan untuk sang anak.
Bahkan, beberapa anak mungkin memiliki jadwal yang sangat padat.
Tapi, berlari terus-menerus dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya dapat menyebabkan stres yang besar bagi anak-anak yang biasanya membutuhkan waktu istirahat yang tenang sesekali.
8. Film atau buku menakutkan
Cerita fiksi juga dapat menjadi penyebab stres atau kecemasan pada anak-anak.
Anak-anak biasanya terpengaruh oleh adegan yang menakutkan, kekerasan, atau menjengkelkan dari film atau bagian dalam buku.
Cara membantu anak mengurangi stres
Saat anak mengalami gejala stres, tentu sebagai orangtua, kita ingin membantu meringankan kondisinya.
Ada beberapa cara sehat yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak mengatasi dan merespons stres.
Pastikan si kecil beristirahat dan mendapat nutrisi yang tepat
1. Luangkan waktu
Untuk membantu anak keluar dari stres yang dirasakan, Anda perlu meluangkan waktu untuk anak-anak setiap hari.
Apakah mereka perlu berbicara atau hanya berada di ruangan yang sama dengan Anda, sediakanlah diri Anda.
Anda tidak perlu memaksa mereka berbicara, meskipun Anda tahu apa yang mereka khawatirkan. Terkadang anak-anak merasa lebih baik saat Anda menghabiskan waktu bersama mereka dalam aktivitas yang menyenangkan.
Bahkan seiring bertambahnya usia anak-anak, waktu berkualitas itu penting.
Mungkin memang cukup sulit bagi sebagian orangtua untuk meluangkan waktu dengan anak setelah bekerja.
Namun, sekadar bermain atau hanya berbicara dengan anak-anak tentang hari mereka, terutama jika mereka mengalami hari yang menegangkan perlu dilakukan.
Dengan meluangkan waktu sebentar, Andamenunjukkan kepada anak-anak bahwa mereka penting bagi Anda.
2. Membicarakan masalahnya
Anda juga bisa membantu meringankan stres yang dirasakan buah hati dengan membicarakan apa yang mungkin menjadi penyebabnya.
Anda tak perlu memaksa buah hati jika tidak ingin membicarakannya.
Cara untuk memancing anak-anak membicarakan masalahnya bisa dimulai dengan menanyakan kesehariannya. Dengan suasana yang lebih cair, anak-anak lebih mungkin terbuka kepada Anda tentang masalah yang dihadapi.
Bersama-sama, Anda dapat menemukan beberapa solusi seperti mengurangi aktivitas setelah sekolah, menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbicara dengan orang tua atau guru, mengembangkan program olahraga, atau membuat jurnal.
3. Mengantisipasi masalah
Anda juga dapat membantu dengan mengantisipasi situasi yang berpotensi membuat stres dan mempersiapkan anak-anak untuk mereka.
Misalnya, beri tahu putra atau putri Anda sebelumnya bahwa janji dengan dokter akan segera datang dan bicarakan apa yang akan terjadi di sana.
Sesuaikan informasi dengan usia anak Anda. Anak yang lebih kecil tidak memerlukan persiapan atau detail sebelumnya seperti anak yang lebih besar atau remaja.
4. Bantu mereka mengekspresikan perasaan
Anda perlu mengingat bahwa tingkat stres tertentu adalah normal.
Biarkan anak-anak Anda tahu bahwa tidak apa-apa merasa marah, takut, kesepian, atau cemas dan orang lain berbagi perasaan itu.
Kepastian itu penting, jadi ingatkan mereka bahwa Anda yakin mereka dapat menangani situasi tersebut.
https://health.kompas.com/read/2020/10/24/060000168/stres-pada-anak--gejala-penyebab-dan-cara-membantu