KOMPAS.com – Diare adalah kondisi yang ditandai dengan gejala sering buang air besar (BAB) berair.
Secara umum diare dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan lama kejadiannya, yakni diare akut dan diare kronis.
BAB semi cair atau cair melebihi frekuensi normal yang terjadi selama kurang dari dua minggu dapat disebut sebagai diare akut.
Sedangkan, diare kronis adalah keluhan yang berlangsung selama lebih dari dua minggu.
Sakit perut atau kram dapat menyertai diare jenis diare ini.
Jika keduanya terjadi, tentu bisa sangat menyebalkan dan tidak menutup kemungkinan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Berikut ini adalah beragam penyebab sakit perut dan diare yang layak diantisipasi:
1. Infeksi
Diare dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau virus pada perut dan usus yang oleh dokter disebut gastroenteritis.
Melansir Medical News Today, orang mungkin terkena gastroenteritis bakteri karena makan makanan atau minum air yang terkontaminasi.
Gejala biasanya muncul dalam beberapa jam atau hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Seseorang juga dapat tertular virus gastroenteritis dari orang lain yang sudah terinfeksi.
Gejala biasanya hilang tanpa pengobatan setelah beberapa hari dalam kedua kasus.
Orang dapat mencoba pengobatan rumahan, seperti minum banyak cairan, cukup istirahat, dan minum obat bebas untuk meredakan ketidaknyamanan.
Infeksi parasit juga dapat menyebabkan diare akut dan sakit perut.
Jenis infeksi ini sering hilang dalam beberapa minggu.
Sedangkan, keluhan sakit perut dan mencret yang persisten mungkin memerlukan perawatan medis.
2. Reaksi terhadap makanan
Sesuatu yang dimakan atau diminum seseorang berpotensi menyebabkan diare, sakit perut, dan jenis masalah perut lainnya.
Gejala biasanya muncul dalam waktu singkat dan biasanya akan hilang beberapa jam setelah makan.
Diare setelah makan mungkin disebabkan oleh:
Lebih dari 20 persen orang mengalami kepekaan terhadap makanan, menurut beberapa penelitian.
Tidak selalu jelas mengapa diare bisa terjadi setelah makan.
Namun yang pasti, membuat buku harian makanan bisa membantu mencegah atau mengatasi keluhan sakit perut dan diare setelah makan.
Begitu orang tahu makanan mana yang menyebabkan masalah, mereka bisa menghindarinya di kemudian hari.
3. Gangguan pencernaan dan makan berlebihan
Makan berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, diare, dan sakit perut karena sistem pencernaan kesulitan untuk menangani makanan dalam jumlah besar.
Baik orang dewasa maupun anak-anak dapat mengalami efek samping makan berlebihan.
Tetapi, anak-anak mungkin lebih mungkin mengalami efek samping tersebut. Ini karena anak-anak tidak selalu bisa membedakan antara rasa lapar dan rasa kenyang.
Untuk menghindari makan berlebihan, seseorang dapat melakukan beberapa hal berikut:
Teknik bermanfaat lainnya adalah makan dengan hati-hati, yang melibatkan perhatian pada rasa dan tekstur setiap gigitan makanan.
4. IBS
Melansir Health Line, diare yang terjadi persisten dapat menunjukkan kondisi kronis, seperti irritable bowel syndrome, yakni kumpulan gejala akibat iritasi pada saluran pencernaan.
Kondisi ini tidak merusak saluran pencernaan, tetapi dapat menimbulkan ragam gejala, seperti:
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) sekitar 12 persen orang di Amerika Serikat menderita IBS. Mayoritas adalah perempuan.
IBS termasuk kondisi yang tidak ada obatnya, tetapi orang dapat mengelola gejalanya.
Ini yang bisa dilakukan:
5. Penyakit radang usus
Penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) mengacu pada sekelompok kondisi yang memengaruhi usus, termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hingga 1,3 juta orang di Amerika Serikat menderita IBD.
Gejala IBD meliputi:
IBD dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan, tidak seperti IBS.
Oleh karena itu, penting bagi orang dengan kondisi tersebut untuk mengelola gejalanya.
Pengobatan bertujuan untuk mengurangi peradangan yang menyebabkan kerusakan usus dan gejala pencernaan. Pilihannya meliputi pengobatan, suplemen, perubahan pola makan, dan operasi.
6. Stres
Stres dan kecemasan dapat merangsang BAB yang dapat menyebabkan diare.
Stres juga dapat berperan dalam perkembangan IBS atau memperburuk gejala.
Ada hubungan antara otak dan usus yang mungkin menjelaskan mengapa stres dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Misalnya, stres kerja dapat merangsang respons lambung.
Orang dapat mengurangi stres dengan mencoba:
Orang harus menemui dokter atau ahli kesehatan mental yang dapat merekomendasikan pengobatan, terapi, atau kombinasi keduanya untuk stres yang terus-menerus atau berat.
7. Efek samping pengobatan dan alkohol
Terlalu banyak alkohol dapat mengganggu pencernaan dan menjadi penyebab sakit perut dan mencret, maupun gejala lainnya.
Orang mungkin perlu mempertimbangkan untuk membatasi asupan alkohol untuk menghindari masalah ini.
Beberapa obat juga dapat menyebabkan masalah perut, dengan banyak obat yang mencantumkan diare sebagai efek samping.
Obat-obatan yang dapat menyebabkan diare antara lain:
Diare terkadang hilang setelah beberapa hari menggunakan obat baru karena tubuh mulai dapat menyesuaikan.
Jika diare berlanjut selama beberapa hari setelah memulai obat baru, seseorang harus menghubungi dokter yang mungkin menyarankan obat alternatif.
8. Kehamilan
Wanita hamil sering mengalami diare dan sakit perut karena dipengaruhi oleh perubahan hormonal dan struktural dalam tubuh.
Perubahan pola makan dan kepekaan makanan baru juga dapat menyebabkan diare selama kehamilan.
Hubungi dokter untuk pemeriksaan dan saran jika diare berlanjut selama lebih dari beberapa hari selama kehamilan.
9. Penyebab lainnya
Diare yang terus-menerus atau parah dapat menandakan masalah medis yang serius, terutama jika ada darah.
Penyebab potensial lain dari sakit perut dan diare ini, meliputi:
Penderita diare dan sakit perut pada dasarnya harus pergi ke dokter jika gejalanya:
Segera temui dokter juga jika diare terjadi dengan:
https://health.kompas.com/read/2020/11/09/180300868/9-penyebab-sakit-perut-dan-diare-yang-terjadi-bersamaan