KOMPAS.com - Sudah sejak lama gorengan terbukti sebagai salah satu makanan yang buruk.
Meski demikian, rasanya yang nikmat membuat banyak orang tetap mengonsumsinya.
Hanya sesekali mengonsumsinya mungkin tidak akan menyebabkan masalah kesehatan serius. Namun, terlalu sering akan berbahaya bagi kesehatan kita.
Berikut penyebab gorengan selalu dianggap sebagai makanan yang buruk untuk kesehatan:
1. Tinggi kalori
Gorengan biasanya dimasak dengan minyak yang banyak. Cara pengolahan ini akan menambahkan banyak kalori pada makanan.
Selain itu, gorengan biasanya terbuat dari tepung yang juga kaya kalori dan lemak.
Misalnya, satu porsi kentang panggang biasanya mengandung 93 kalori dan 0 gram lemak.
Jika digoreng, kalori di dalamnya menjadi 319 kalori dan 17 gram lemak.
2. Tinggi lemak trans
Makanan yang digoreng dimasak dengan minyak pada suhu yang sangat tinggi. Proses ini akan memicu pembentukan lemak trans.
Selain itu, makanan yang digoreng sering kali dimasak dengan minyak sayur yang telah diproses dan mengandung lemak trans sebelum dipanaskan.
Tentunya, cara ini akan membuat gorengan menjadi makanan yang tinggi lemak trans di dalamnya.
Padahal, lemak trans juga dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes dan obesitas.
3. Mengandung akrilamida
Akrilamida adalah zat beracun yang dapat terbentuk dalam makanan selama memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng atau memanggang.
Zat ini dibentuk oleh reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagine.
Makanan bertepung seperti produk kentang goreng, tahu isi, donat, atau bakwan, memiliki konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi.
Jika dikonsumsi, maka risiko kita mengalami kanker akan semakin tinggi pula.
Akrilamida pada makanan juga bisa memicu gangguan ginjal, kanker endometrium dan ovarium.
https://health.kompas.com/read/2020/11/12/120300768/3-alasan-gorengan-selalu-dianggap-makanan-tak-sehat