Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berat Badan Turun Drastis, Kapan Harus Mewaspadainya?

KOMPAS.com – Adalah hal yang normal berat badan turun ketika seseorang baru saja mengalami stres, bisa karena pemutusan hubungan kerja (PHK), perceraian, atau kehilangan barang berharga.

Berat badan tersebut sering kali dapat kembali normal ketika seseorang mulai merasa lebih bahagia atau sudah terbiasa dengan perubahan.

Konseling dan dukungan mungkin diperlukan untuk membantu seseorang mencapai tahap ini.

Melansir WebMD, penurunan berat badan yang signifikan juga bisa disebabkan oleh gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia.

Anoreksia adalah gangguan makan yang ditandai dengan rasa takut yang berlebihan bila berat badan bertambah dan gangguan persepsi pada bentuk tubuh.

Penderita gangguan perilaku makan ini cenderung untuk membatasi asupan makannya dengan cara melakukan diet yang sangat ketat (membiarkan dirinya mengalami kelaparan).

Sedangkan, bumilia adalah gangguan makan yang ditandai dengan kecenderungan untuk melakukan episode berulang dari makan berlebih, tapi diikuti dengan keinginan memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan.

Jika Anda merasa mengalami gangguan makan ini, akan lebih baik jika segera bicarakan dengan seseorang yang Anda percaya dan pertimbangkan untuk berbicara dengan dokter.

Anda kiranya juga perlu menemui dokter apabila mengalami penurunan berat badan drastis yang terjadi secara tidak disengaja, yakni tanpa melalui diet atau olahraga.

Pasalnya, penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas ini bisa menjadi tanda adanya penyakit yang perlu diobati.

Lantas, berapa banyak penurunan berat badan yang perlu mendapatkan perhatian?

Melansir NHS, berat badan seseorang dapat berfluktuasi secara teratur, tetapi penurunan berat badan yang terjadi secara terus-menerus dan tidak disengaja lebih dari 5 persen dari berat badan semula dalam 6 sampai 12 bulan biasanya perlu menjadi perhatian.

Kehilangan berat badan sebanyak ini bisa menjadi tanda malnutrisi, di mana pola makan seseorang tidak mengandung jumlah nutrisi yang tepat.

Anda harus memberi perhatian khusus jika mengalami gejala lain, seperti:

Penurunan berat badan yang tidak disengaja memang tidak selalu memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi, tetapi sering kali dapat juga terjadi akibat dari:

  • Depresi
  • Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme), atau pengobatan tiroid yang kurang aktif
  • Kanker

Meski lebih jarang terjadi, penurunan berat badan yang tidak terduga mungkin bisa juga disebabkan oleh:

  • Efek samping dari obat-obatan tertentu
  • Penyalahgunaan alkohol atau Penyalahgunaan narkoba
  • Penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit paru-paru, atau penyakit liver (penyakit hati)
  • Masalah dengan kelenjar yang mengeluarkan hormon, seperti penyakit Addison atau diabetes yang tidak terdiagnosis
  • Kondisi peradangan jangka panjang, seperti rheumatoid arthritis atau lupus
  • Masalah gigi, seperti kehilangan gigi, menjalani perawatan ortodontik baru, atau sariawan
  • Suatu kondisi yang menyebabkan disfagia (masalah menelan)
  • Masalah dengan usus, seperti sakit maag, penyakit Crohn, kolitis ulserativa atau penyakit celiac
  • Infeksi bakteri, virus atau parasit, seperti gastroenteritis persisten, tuberkulosis (TB) atau HIV dan AIDS
  • Demensia, di mana penderita demensia mungkin tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhan makan mereka

Cara penanganan berat badan turun drastis tersebut bergantung pada faktor penyebabnya.

https://health.kompas.com/read/2020/11/20/100800068/berat-badan-turun-drastis-kapan-harus-mewaspadainya-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke