KOMPAS.com - Kerusakan gigi atau gigi berlubang merupakan masalah umum yang terjadi pada anak-anak.
Berdasarkan riset The National Institute of Dental and Craniofacial Research (2018), sekitar 42 persen anak-anak berusia 2 hingga 11 tahun memiliki karies gigi yang dapat merusak gigi primer anak.
Selain itu, karies juga berpotensi menciptakan plak yang menumpuk di gigi. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, plak itu dapat menggerus kalsium pada gigi dan membuatnya berlubang.
Salah satu penyebab utama gigi berlubang pada anak adalah kebiasaan makan. Seperti diketahui, anak-anak biasanya senang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula. Gula dapat memicu bakteri di dalam mulut untuk menghasilkan asam yang dapat mengikis mineral pada permukaan gigi.
Selain makanan, kondisi medis seperti alergi juga berpotensi menyebabkan kerusakan gigi atau gigi berlubang pada anak.
Lantas, bagaimana cara mencegah gigi berlubang pada anak? Berikut deretan tips yang bisa diikuti para orangtua.
1. Berikan makanan rendah gula
Anak-anak sangat menyukai camilan manis, seperti es krim, kue, dan cokelat. Camilan-camilan tersebut biasanya memiliki kandungan gula yang tinggi. Seperti yang telah disebutkan di atas, terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi gula dapat memicu kerusakan gigi.
Oleh karena itu, cobalah untuk mengurangi asupan makanan manis kepada anak. Anda bisa menyiasatinya dengan memberi waktu khusus untuk anak mengonsumsi makanan manis. Misalnya, hanya satu kali dalam sehari, di sela waktu makan utama.
Selain itu, Anda bisa memberikan camilan alternatif yang rendah gula. Misal saja, yogurt, oatmeal, atau keju.
Anda juga bisa mengajak anak berkreasi dengan membuat camilan rendah gula sederhana seperti smoothie buah. Selain menyehatkan, smoothie buah memiliki tampilan yang dapat menggugah selera anak.
2. Jangan biarkan anak tidur dengan botol susu
Dokter gigi dari Klinik Hanifa Medika Tangerang drg Nitya Meyeranti mengatakan, cairan yang menempel pada botol susu atau dot berpotensi melekat dan menjadi makanan bagi bakteri yang hidup di dalam mulut.
“Misalnya, susu. Sisa susu yang menempel di lapisan gigi selama 4-8 jam akan bereaksi menjadi zat yang merusak email gigi,” kata Nitya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/11/2020).
Selain itu, lanjut Nitya, gigi anak memiliki ukuran kecil dan email yang lebih tipis ketimbang gigi orang dewasa.
“Karena itu, gigi anak yang biasa dikenal sebagai gigi susu lebih mudah keropos dan berlubang ketimbang gigi orang dewasa,” ujar Nitya.
Maka dari itu, pastikan anak tidak tidur dengan botol susu di mulutnya. Latihlah anak sedini mungkin untuk minum menggunakan gelas, terutama saat anak sudah berusia 12 hingga 15 bulan.
3. Biasakan menggosok gigi dua kali sehari
Menyikat gigi dua kali sehari secara teratur dapat meminimalisasi risiko gigi berlubang, terutama jika menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Kandungan ini dapat mencegah hilangnya mineral dari permukaan gigi dan mengurangi kemampuan bakteri untuk menghasilkan asam.
Akan tetapi, jangan memberikan pasta gigi ber-fluoride terlalu banyak pada anak. Berikan sebesar biji kacang saja pada sikat gigi anak. Ajari pula anak untuk membuang pasta giginya setelah menyikat gigi. Sebab, fluoride berbahaya apabila tertelan oleh anak.
Bantulah anak jika belum bisa menyikat giginya sendiri. Anda dapat memberi contoh cara menyikat gigi dengan benar dengan membimbing tangan anak. Kemudian, biarkan dia meneruskannya sendiri.
Agar gosok gigi jadi kebiasaan, ajak anak untuk menggosok gigi bersama pada pagi hari dan sebelum tidur pada malam hari.
Ingat, jangan biarkan anak absen menggosok gigi sebelum tidur dengan alasan apa pun. Sebab, hal tersebut akan menjadi kebiasaan dan memperbesar risiko gigi berlubang.
4. Lakukan pemeriksaan rutin
Dengan memeriksakan gigi anak secara rutin, Anda bisa mendeteksi masalah gigi dan gusi anak sejak dini. Apabila kondisi gigi anak terlanjur parah, penanganannya akan lebih sulit dan mahal.
Adapun waktu yang tepat untuk membawa anak ke dokter gigi adalah saat gigi pertamanya muncul, yakni antara usia 6 bulan hingga 2 tahun.
Itulah sederet tips yang bisa diikuti para orangtua agar anak terhindar dari gigi berlubang. Ingat untuk selalu merawat gigi agar kondisinya tetap sehat, terlebih sebentar lagi Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) akan segera menjelang.
BKGN adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan Pepsodent bersama Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI).
Diadakan sejak 2010, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedukasi, memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, membiasakan masyarakat merawat kesehatan gigi dengan menyikat gigi pada pagi dan malam hari, serta memeriksakan diri ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali.
Pada BKGN tahun ini, Pepsodent membawa semangat #MerdekakanSenyum dan mengajak masyarakat menjadi #PahlawanSenyum lewat serangkaian edukasi promotif serta preventif secara online. Salah satunya adalah layanan konsultasi dengan dokter gigi berbasis online melalui WhatsApp “Tanya Pepsodent” di nomor 0878-8876-8880.
Head of Sustainable Living Beauty & Personal Care and Home Care Unilever Indonesia Foundation drg Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc mengatakan, sudah lebih dari 7.000 orang memanfaatkan layanan WhatsApp Tanya Pepsodent sejak dirilis pada April 2020.
“Konsultasi online kini jadi semakin penting dan relevan sebagai jawaban untuk permasalahan gigi serta mulut masyarakat di tengah pandemi Covid-19,” kata Ratu dalam rilis Unilever, Kamis (12/11/2020).
Ratu menambahkan, pandemi tidak menghalangi Unilever untuk terus berinovasi dan beradaptasi dalam memajukan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia.
Selain layanan konsultasi online, Unilever melalui brand Pepsodent mengadakan lebih dari 200 webinar dengan tema “Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut di Era Pandemi”. Tema ini sejalan dengan edukasi menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M).
Penyelenggaraan webinar tersebut melibatkan 75 cabang PDGI dan 26 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dari seluruh Indonesia.
Ketua PB PDGI drg RM Sri Hananto Seno, Sp BM(K), MM, berharap, layanan konsultasi online ini dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat umum, para dokter gigi, dan mahasiswa FKG secara luas.
“Tidak hanya relevan dengan tantangan saat ini, layanan konsultasi online dengan dokter gigi juga dapat menjawab permasalahan akan akses konsultasi dokter gigi yang belum merata di Indonesia,” kata Seno.
Pepsodent juga bekerja sama dengan Komite Kesehatan Gigi dan Mulut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kerja sama ini berupa penyelenggaraan webinar untuk para dokter gigi di 10 Puskesmas.
Selain itu, Pepsodent memberikan bantuan alat pengendali infeksi serta produk kesehatan gigi dan mulut senilai Rp 4 miliar dalam rangka mempersiapkan pembukaan kembali FKG pasca pandemi Covid-19.
https://health.kompas.com/read/2020/12/07/123500068/orangtua-begini-cara-mencegah-gigi-berlubang-pada-anak