KOMPAS.com - Diet keto menjadi populer sebagai cara ampuh untuk menurunkan berat badan.
Orang yang menjalani diet keto harus menjauhi makanan tinggi karbohidrat.
Mereka hanya boleh mengonsumsi makanan tinggi lemak, seperti ikan, telur, produk susu, daging, mentega, minyak, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran rendah karbohidrat.
Menurut ahli diet Mary Condon, diet keto memang ampuh untuk menurunkan berat badan dan kadar gula darah. Sayangnya, tidak semua orang cocok dengan jenis diet ini.
"Seringkali, orang yang berhenti melakukan diet ini bisa kembali mengalami kenaikan berat badan," ucap Condon.
Selain itu, diet keto juga berpotensi memicu bahaya kesehatan berikut:
1. Meningkatkan risiko batu ginjal
Saat melakukan diet keto, kita disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak, seperti telur, daging, dan produk susu. Hal ini bisa memicu risiko batu ginjal.
Asupan lemak hewani yang tinggi bisa menyebabkan darah dan urin menjadi lebih asam, yang menyebabkan peningkatan ekskresi kalsium dalam urin.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa diet keto mengurangi jumlah sitrat yang dilepaskan dalam urin.
Padahal, sitrat dapat mengikat kalsium dan mencegah pembentukan batu ginjal.
2. Memicu gangguan pencernaan
Karena asupan karbohidrat terbatas, sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan serat harian.
Makanan mengandung berkarbohidrat biasanya kaya serat, contohnya sayuran mengandung zat tepung, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Saat melakukan diet keto, kita disarankan untuk menghindari makanan tersebut.
Akibatnya, diet keto bisa memicu ketidaknyamanan pencernaan dan sembelit.
Riset juga membuktikan diet keto bisa memicu kemungkinan sembelit. Pasalnya, kurang asupan serat, seperti yang banyak terjadi pada pelaku diet keto, bisa berdampak negatif pada bakter usus.
Hal ini uga turut menurunkan sistem kekebalan tubuh dan memicu peradangan.
3. Memicu kekurangan nutrisi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet keto memicu kekurangan kalsium, vitamin D, magnesium, dan fosfor.
Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi. Itu sebabnya, melakukan diet ini tidak boleh sembarangan dan perlu berkonsultasi dahulu dengan dokter.
4. Memicu kekurangan glukosa
Diet rendah karbohidrat seperti diet keto telah terbukti membantu mengatur kadar gula darah pada penderita diabetes.
Secara khusus, beberapa penelitian menunjukkan bahwa keto dapat membantu menurunkan kadar hemoglobin A1c, ukuran kadar gula darah rata-rata.
Namun, penderita diabetes tipe 1 bisa berisiko tinggi mengalami lebih banyak episode gula darah rendah (hipoglikemia), yang ditandai dengan kebingungan, gemetar, kelelahan, dan berkeringat.
Hipoglikemia dapat menyebabkan koma dan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
5. Mengganggu kesehatan tulang
Diet keto juga berpotensi menurunkan kepadatan mineral tulang. Riset yang meneliti 29 anak penderita epilepsi menemukan bahwa memiliki skor kepadatan mineral tulang yang lebih rendah 68 persen setelah menjalani diet keto.
Studi lain juga menunjukan melakukan diet keto selama 3,5 minggu mengakibatkan naiknya tingkat kerusakan tulang yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat.
https://health.kompas.com/read/2020/12/21/140000068/dianggap-mampu-turunkan-berat-badan-ini-5-bahaya-diet-keto