KOMPAS.com - Kondom menjadi salah satu alat yang banyak digunakan pasangan untuk mengotrol kehamilan. Tak hanya kehamilan, penggunaan kondom ketika berhubungan seksual juga dapat menjadi cara untuk terhindar dari penyakit menular seksual.
Menggunakan kondom yang sesuai dan tepat adalah cara efektif meningkatkan kenyamanan saat berhubungan seksual.
Sayangnya, sering kali memilih kondom menjadi hal yang membingungkan. Pasalnya, ada begitu banyak varian yang tersedia di pasaran.
Karena itu, untuk mendapatkan kondom yang pas bagi penis membutuhkan beberapa pertimbangan.
Pemakaian kondom yang tidak pas bisa menyebabkan beberapa risiko seperti ketidaknyamanan saat berhubungan seksual, kerusakan kondom, kondom tertinggal di bagian dalam vagina, dan masih banyak lagi.
Dengan berbagai risiko tersebut, efek lanjutan penggunaan kondom yang tidak pas akan membuat pria berusaha melepas kondom dan memilih berhubungan seks tanpa kondom. Hal ini justru akan meningkatkan berbagai risiko kehamilan dan penyakit menular seksual.
Lalu, bagaimana cara tepat untuk memilih kondom yang pas?
Untuk memilih kondom yang pas, kita perlu mempertimbangkan beberapa indikator. Berikut beberapa indikator kondom yang dipakai tidak pas dengan penis.
Faktor pertimbangan memilih kondom
Ada beberapa hal yang dapat menjadi faktor pertimbangan dalam memilih kondom. Mulai dari ukuran, material, dan pelumas.
1. Ukuran kondom
Ukuran kondom yang pas harus sesuai dengan panjang dan lebar penis saat ereksi. Untuk mengetahuinya maka penis perlu diukur panjang dan lebarnya.
Mengukur panjang penis saat ereksi bisa dilakukan dengan mengukur dari tulang kemaluan hingga ujung penis.
Sedangkan untuk mengukur lebar penis bisa dilakukan dengan memilih bagian paling tebal dari penis. Kemudian bagian tersebut dilingkari dengan tali. Panjang tali yang melingkari penis itu adalah lebar penis.
Setelah mengetahui panjang dan lebar penis makan gambaran umum penis lebih mudah diketahui. Gambaran umum penis tersebut dijadikan indikator saat memilih kondom.
Berikut ini adalah ukuran kondom yang umumnya tersedia di pasaran:
2. Bahan kondom
Pertimbangan berikutnya saat memilih kondom adalah bahan. Ada empat material berbeda sebagai bahan pembuatan kondom.
Material pertama adalah lateks. Material ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan kondom sejak 1930-an. Material kedua adalah polyurethane.
Material kedua ini mampu menghasilkan kondom yang lebih tipis dari kondom lateks tapi kurang fleksibel.
Material ketiga adalah polyisoprene. Material ini menghasilkan kondom yang jauh lebih tipis dan elastis dari kondom lateks.
Ketiga material tersebut adalah material sejenis karet.
Material keempat adalah selaput usus domba. Populer dikenal sebagai kondom kulit domba. Kondom ini umum digunakan bagi mereka yang alergi lateks atau bahan karet.
Kekurangan utama kondom kulit domba adalah tidak bisa mencegah penyakit menular seksual dan risiko kehamilan.
3. Pelumas kondom
Pertimbangan berikutnya adalah faktor pelumasan/pelicin. Banyak merek kondom menyediakan fitur pelumasan internal di tiap kondom yang dipasarkan.
Beberapa pendapat menyatakan menambahkan pelumas tambahan dapat meningkatkan kemampuan, sensasi, dan kenyamanan saat berhubungan badan.
Memilih pelumas tambahan juga perlu memperhatikan bahan dasar pelumas tersebut. Bila Anda menggunakan kondom berbahan dasar lateks, hindari pelumas berbahan dasar minyak.
Selalu gunakan pelumas berbahan dasar air atau silikon untuk kondom berbahan dasar lateks.
https://health.kompas.com/read/2020/12/25/200000268/tips-memilih-kondom-yang-pas-untuk-cegah-penyakit-menular-seksual