KOMPAS.com - Syok hipovolemik adalah penurunan volume darah parah yang dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
Volume darah adalah jumlah total darah dalam tubuh.
Seorang dokter akan mendiagnosis kondisi tersebut setelah seseorang kehilangan 15 persen atau lebih volume darahnya.
Sayangnya, syok hipovolemik merupakan keadaan darurat medis yang sulit didiagnosis dan diobati.
Padahal kondisi ini bisa mengakibatkan kegagalan organ.
Seperti diketahui, jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh kecuali ada volume darah tertentu.
Tahapan dan gejala syok hipovolemik
Melansir Medical News Today, berdasarkan seberapa banyak volume darah yang hilang, syok hipovolemik dapat dibagi menjadi empat tahapan.
Semua tahapan ini membutuhkan pengobatan dini.
Sangat baik untuk bisa mengenali stadium syok hipovolemia, sehingga seseorang menerima pengobatan yang tepat dengan cepat.
Berikut tahapannya:
1. Tahap 1
Selama tahap paling awal syok hipovolemik, seseorang dengan kehilangan hingga 15 persen atau 750 ml volume darahnya.
Tahap ini mungkin sulit untuk didiagnosis.
Pasalnya, tekanan darah dan pernapasan akan tetap normal.
Gejala yang paling terlihat pada tahap ini adalah:
2. Tahap 2
Pada tahap kedua, tubuh telah kehilangan hingga 30 persen atau 1.500 ml darah.
Pada tahapan ini, seseorang mungkin akan mengalami gejala syok hipovolemik, seperti:
3. Tahap 3
Pada tahap 3, orang dengan syok hipovolemik akan mengalami kehilangan darah 30 sampai 40 persen atau 1.500 sampai 2.000 ml.
Tanda atau gejala yang bisa dialami pada tahapan syok hipovolemik ini, di antaranya yakni:
4. Tahap 4
Seseorang dengan syok hipovolemik stadium 4 akan menghadapi situasi kritis.
Mereka akan mengalami kehilangan volume darah lebih dari 40 persen, atau 2.000 ml.
Tanda dan gejala hipovolemik yang mungkin akan terjadi pada tahap 4, yakni:
Penyebab syok hipovolemik
Merangkum Health Line, syok hipovolemik pada dasarnya terjadi akibat kehilangan darah atau cairan yang signifikan dan tiba-tiba di dalam tubuh.
Kehilangan darah sebesar ini dapat terjadi antara lain karena:
Selain kehilangan darah yang sebenarnya, kehilangan cairan tubuh dapat juga menyebabkan penurunan volume darah.
Ini dapat terjadi dalam kasus:
Darah membawa oksigen dan zat penting lainnya ke organ dan jaringan.
Ketika perdarahan hebat terjadi, tidak ada cukup darah dalam sirkulasi agar jantung menjadi pompa yang efektif.
Begitu tubuh kehilangan zat-zat ini lebih cepat daripada yang bisa menggantikannya, organ-organ dalam tubuh mulai mati dan gejala syok hipovolemik pun muncul.
Tekanan darah yang merosot bisa mengancam jiwa.
https://health.kompas.com/read/2020/12/28/160600968/4-tahapan-dan-gejala-syok-hipovolemik-saat-volume-darah-turun