KOMPAS.com - Ketidaknyamanan yang membakar di dada atau tenggorokan Anda mungkin tidak ada hubungannya dengan jantung Anda.
Kondisi ini bisa terjadi ketika asam lambung naik atau refluks asam lambung, dan mengiritasi kerongkongan (esofagus) Anda.
Biasanya, asam lambung tidak dapat keluar ke kerongkongan karena adanya penghalang yang disebut sfingter esofagus bagian bawah.
Sfingter esofagus adalah otot seperti cincin yang secara alami tetap tertutup dan biasanya hanya terbuka saat Anda menelan atau bersendawa.
Namun, pada penderita refluks asam lambung lambung, otot ini sering kali melemah. Inilah salah satu alasan mengapa orang dengan refluks asam lambung mengalami heartburn.
Diet memainkan peran penting dalam heartburn.
Banyak makanan dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, yang memungkinkan makanan keluar atau naik ke kerongkongan dan menyebabkan heartburn.
Berikut ini adalah beragam makanan penyebab asam lambung naik yang bisa memengaruhi sebagian orang:
1. Makanan tinggi lemak
Melansir Health Line, makanan tinggi lemak dapat menyebabkan heartburn.
Sayangnya, ini termasuk makanan yang sangat sehat dan bergizi seperti alpukat, keju, dan kacang-kacangan.
Ada dua cara makanan tinggi lemak bisa memicu heartburn.
Pertama, makanan tinggi lemak mungkin mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, otot yang bertindak sebagai penghalang antara esofagus dan perut.
Saat otot ini rileks, asam lambung bisa keluar dari lambung ke kerongkongan dan menyebabkan heartburn.
Kedua, makanan tinggi lemak bisa merangsang pelepasan hormon kolesistokinin (CCK). Hormon ini juga dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah dan menyebabkan refluks asam lambung lambung.
Selain itu, CCK dapat mendorong makanan untuk bertahan lebih lama di perut agar bisa lebih baik dicerna. Sayangnya, ini juga dapat meningkatkan risiko refluks asam lambung lambung, yang dapat menyebabkan heartburn.
Penting untuk diperhatikan bahwa ini tidak hanya berlaku untuk makanan sehat yang kaya lemak. Ini juga berlaku untuk makanan yang digoreng dan makanan bungkus yang tinggi lemak.
2. Mint
Permen seperti peppermint dan spearmint sering dianggap menenangkan kondisi pencernaan. Namun, ada beberapa bukti bahwa mint ini dapat menyebabkan heartburn.
Sebuah studi menemukan bahwa dosis tinggi spearmint dikaitkan dengan gejala refluks asam lambung.
Anehnya, spearmint tidak mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah. Sebaliknya, para peneliti percaya bahwa spearmint dapat menyebabkan heartburn dengan cara mengiritasi lapisan esofagus.
Studi lain terhadap lebih dari 500 orang menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi teh peppermint setiap hari memiliki risiko dua kali lipat mengalami heartburn.
Meskipun demikian, ada bukti terbatas tentang hubungan antara mint dan heartburn.
Jika Anda merasa mint membuat heartburn Anda semakin parah, sebaiknya hindari.
3. Jus jeruk
Minum jus jeruk dapat memicu gejala heartburn.
Misalnya, dalam penelitian terhadap 382 orang dengan sakit maag, 67 persen partisipan mengalami heartburn setelah mengonsumsi jus jeruk.
Dalam penelitian lain terhadap sekitar 400 orang penderita heartburn, 73 persen mengalami heartburn setelah minum jus jeruk atau grapefruit.
Penemuan tersebut menunjukkan bahwa jumlah asam dalam jus jeruk mungkin bertanggung jawab untuk menyebabkan gejala sakit maag.
Namun, tidak sepenuhnya jelas bagaimana jus jeruk dapat menyebabkan heartburn.
4. Cokelat
Cokelat adalah makanan pemicu umum heartburn lainnya.
Seperti makanan berlemak tinggi, cokelat dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah.
Kondisi ini memungkinkan asam lambung keluar ke kerongkongan dan menyebabkan heartburn.
Selain itu, cokelat terbuat dari kakao yang mengandung “hormon bahagia” serotonin.
Sayangnya, serotonin juga dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah.
Terakhir, cokelat juga mengandung senyawa theobromine dan caffeine. Keduanya dapat merangsang sfingter esofagus bagian bawah untuk rileks.
5. Makanan pedas
Makanan pedas terkenal bisa menjadi makanan penyebab heartburn.
Makanan pedas sering mengandung senyawa yang disebut capsaicin, yang dapat memperlambat laju pencernaan.
Ini berarti makanan akan bertahan lebih lama di perut, yang merupakan faktor risiko heartburn.
Misalnya, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Gastroenterology and Hepatology pada 1992 menunjukkan bahwa mengonsumsi cabai yang mengandung bubuk cabai memperlambat laju pencernaan.
Selain itu, makanan pedas dapat mengiritasi kerongkongan yang sudah meradang, dan ini dapat memperburuk gejala sakit maag.
Karena itu, sebaiknya kurangi asupan makanan pedas jika mengalami heartburn.
6. Garam
Mengkonsumsi garam meja atau makanan asin dapat meningkatkan refluks, faktor risiko heartburn.
Misalnya, sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang menambahkan garam meja ke dalam makanannya memiliki risiko 70 persen ebih tinggi mengalami refluks dibandingkan orang yang tidak pernah menambahkan garam.
Studi yang sama juga menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan asin setidaknya tiga kali seminggu memiliki risiko refluks 50 persen lebih tinggi daripada orang yang tidak pernah makan makanan asin.
Namun, belum sepenuhnya dipahami bagaimana asupan garam dapat meningkatkan risiko asam lambung naik.
Mungkin saja orang yang mengonsumsi makanan asin juga lebih banyak mengonsumsi makanan yang digoreng dan berlemak.
Dalam hal ini, makanan tersebut lebih mungkin memicu heartburn daripada garam saja.
7. Bawang merah
Bawang bombai atau bawang merah, terutama bawang mentah, merupakan pemicu umum heartburn.
Seperti makanan lain dalam daftar ini, bawang dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, yang dapat menyebabkan refluks asam lambung dan gejala heartburn.
Dalam sebuah penelitian, orang dengan heartburn makan hamburger polos pada satu hari, diikuti dengan hamburger identik dengan bawang di hari lain.
Makan burger dengan bawang merah atau bawang bombai secara signifikan memperburuk gejala sakit maag, dibandingkan makan burger tanpa bawang.
Selain itu, bawang merah atau bawang bombai kaya akan serat yang dapat difermentasi, yang dapat menyebabkan sendawa.
Bersendawa sendiri dapat memperburuk gejala refluks asam lambung.
Serat bawang yang dapat difermentasi terdiri dari FODMAP, sekelompok senyawa yang dapat memicu masalah pencernaan.
8. Alkohol
Melansir Mayo Clinic, alkohol termasuk minuman atau makanan yang dapat menjadi pemicu heartburn bagi sebagian orang.
Alkohol dapat melakukan ini dengan berbagai cara.
Misalnya, alkohol dilaporkan dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, yang memungkinkan asam lambung keluar ke kerongkongan dan memicu heartburn.
Selain itu, minuman beralkohol, terutama anggur dan bir, dapat meningkatkan jumlah asam lambung, yang dapat meningkatkan risiko heartburn.
Selain itu, asupan alkohol yang berlebihan dapat secara langsung merusak lapisan esofagus.
Seiring waktu, kerusakan ini bisa membuat kerongkongan lebih sensitif terhadap asam lambung.
9. Kopi
Beberapa orang mungkin mengalami heartburn saat minum kopi.
Hal itu bisa terjadi karena kopi telah terbukti dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, yang bisa meningkatkan risiko refluks asam lambung dan heartburn.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kafein adalah pelakunya.
Namun, penelitian lain telah melihat efek kafein saja dan menemukan bahwa itu mungkin tidak memicu gejala refluks.
Jika ini masalahnya, maka senyawa lain yang ditemukan dalam kopi mungkin bertanggung jawab.
Namun demikian, penelitian lain tidak menemukan hubungan antara kopi dan gejala refluks.
Meskipun penelitian tetap tidak meyakinkan, jika Anda mentolerir kopi, maka Anda tidak perlu menghindarinya.
Namun jika kopi menyebabkan refluks dan heartburn, yang terbaik adalah menghindarinya atau membatasi asupan Anda.
10. Minuman bersoda
Minuman bersoda atau minuman berkarbonasi juga merupakan penyebab umum heartburn.
Penelitian telah menunjukkan bahwa minuman ini dapat mengendurkan sfingter esofagus dan meningkatkan keasaman asam lambung, dua faktor risiko heartburn.
Dalam sebuah penelitian, para ilmuwan mengamati pola tidur lebih dari 15.000 orang, menemukan bahwa sekitar 25 persen mengalami heartburn di malam hari.
Setelah penyelidikan lebih lanjut, para peneliti menemukan bahwa heartburn di malam hari sangat terkait dengan beberapa faktor, termasuk minum minuman ringan berkarbonasi.
Studi lain menemukan bahwa orang yang mengonsumsi minuman berkarbonasi memiliki risiko 69 persen lebih tinggi mengalami gejala refluks seperti heartburn.
11. Susu
Orang biasanya mengonsumsi susu untuk mengatasi heartburn.
Namun, minum susu murni sebenarnya malah dapat menyebabkan gejala hearburn pada sebagian orang, bukan meredakannya.
Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa susu murni dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang merupakan faktor risiko heartburn.
Dalam sebuah penelitian terhadap hampir 400 orang dengan heartburn, sekitar 38 persen melaporkan gejala heartburn setelah minum susu murni.
Peneliti dari studi tersebut menyarankan bahwa hubungan antara susu murni dan heartburn terkait dengan kandungan lemak susu utuh.
Jika minum susu menyebabkan heartburn, sebaiknya hindari atau kurangi asupan Anda.
https://health.kompas.com/read/2021/01/25/100800268/11-makanan-penyebab-heartburn-yang-perlu-diwaspadai